Dewan Sebut Dampak Negatif dari Ekspansi Pertambangan di Kutim

Redaksi
14 Nov 2024 10:15
DPRD Kutim 0
2 menit membaca

KUTAI TIMUR – Ekspansi perusahaan tambang di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus menuai sorotan. Joni, anggota DPRD Kutim, secara tegas mengkritisi dampak negatif yang timbul, mulai dari polusi udara hingga hilangnya habitat satwa liar. Menurutnya, situasi ini telah mencapai tahap mengkhawatirkan dan memerlukan intervensi segera.

“Satwa liar kini sering terlihat di jalan raya, mencari makanan dari warga yang melintas. Ini bukan pemandangan biasa, tapi tanda ada yang salah,” ujarnya dalam sebuah wawancara, belum lama ini.

Joni menyoroti bagaimana alih fungsi hutan menjadi area tambang telah memaksa satwa liar kehilangan tempat tinggal. Ia menyebut, dampak ini tidak hanya mengancam ekosistem, tetapi juga keselamatan warga.

“Kehadiran satwa di jalan raya jelas membahayakan. Kita tidak pernah tahu kapan mereka muncul dan bisa saja membahayakan pengendara atau warga sekitar,” tambahnya.

Selain itu, Joni mengkritik aturan yang melarang masyarakat memberi makanan kepada satwa liar. Dalam situasi ini, aturan tersebut justru membuat warga berada dalam dilema.

“Warga terpaksa memberi makan karena merasa iba melihat satwa kelaparan. Hutan yang terus menyusut membuat satwa tak punya pilihan selain mendekati permukiman,” jelasnya.

Joni menyerukan agar pemerintah daerah dan dinas terkait segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini. Ia menekankan perlunya strategi perlindungan habitat satwa liar yang tidak hanya mengedepankan keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memastikan keselamatan warga.

“Intervensi pemerintah sangat penting untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh ekspansi tambang. Hutan harus dijaga agar satwa liar tetap memiliki tempat tinggal yang aman,” tegasnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x