Anggota DPRD Kutim Yan Ipui Berharap Ripparkab Jadi Acuan Kembangkan Sektor Pariwisata

Ketua Komisi D DPRD Kutim Yan Ipui. (Ist)

KUTIM – Upaya Pemkab Kutim dalam meningkatkan sektor pariwisata terus dilakukan, salah satunya melalui Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Kutai Timur (Ripparkab Kutim), yang saat ini sudah memasuki tahap akhir.

Anggota DPRD Kutim, Yan Ipui mendukung Ripparkab Kutim, sebab ia meyakini hal itu akan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan sektor pariwisata.

Bahkan dapat menjadi acuan bagi kepengurusan pemerintahan selanjutnya, dalam proses menentukan langkah untuk pemerataan kesempatan berusaha kepariwisataan di daerah. Karena Ripparkab berlaku selama 15 tahun ke depan sehingga diharapkan mampu menjadi acuan pemerintah.

“Rencana induk pariwisata ini kan berlaku hingga 15 tahun kedepan, saya harapkan ini menjadi patokan pemerintah daerah selanjutnya untuk pengembangan wisata yang ada di Kutim ini,” ujarnya.

Ketua Komisi D DPRD Kutim itu, menyampaikan program Rencana induk yang akan menjadi Peraturan Daerah (Perda) ini akan selaras dengan program pengembangan pariwisata pemerintahan Kutim mendatang.

Sebelumnya, dalam rapat FGD terkait laporan Akhir Review Ripparkab Kutim, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman meminta agar rencana induk pembangunan kepariwisataan ini mampu melihat secara detail seluruh potensi dan arah kebijakan dari program ini.

Tujuannya agar nantinya tidak salah dalam menentukan langkah apa yang harus diambil dalam bidang usaha kepariwisataan di 18 kecamatan yang ada di Kutim.

“Yang tak kalah penting, dalam membuat agenda kepariwisataan yang memerlukan biaya besar, juga perlu dicermati perencanaanya agar memiliki korelasinya dengan tujuan yang diinginkan,” ujar Ardiansyah.

Tentu saja hilir dari pembuatan regulasi ini bertujuan untuk bisa menarik minat wisatawan agar berkunjung.

Garis besar pembuatan Ripparkab mengacu pada peningkatan ekonomi kerakyatan di sekitar destinasi wisata yang sudah terbangun.

“Saya berharap dari rencana induk pembangunan kepariwisataan ini mampu melihat itu semua. Sehingga kita tidak salah dalam menentukan atau merencanakan program apa yang harus dilakukan,” ujarnya. (*)