Bagus Susetyo Khawatir Petani Beras di Kaltim Tak Berkembang Karena Beras Imporå

Redaksi
21 Nov 2023 11:08
DPRD Kaltim 0
3 menit membaca

Memonesia.com – Bagus Susetyo selaku Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), menyoroti pernyataan dari Penjabat (Pj) Gubernur Akmal Malik terkait dengan kecukupan stok beras di Bumi Mulawarman.

Dalam konteks ketahanan pangan di Provinsi Kaltim, ia mengungkapkan kekhawatirannya karena beras diimpor dari Sulawesi dan Jawa Timur. Dengan kata lain, bukan diproduksi oleh petani lokal.

“Tetapi permasalahannya beras itu bukan dari Kaltim, melainkan diimpor dari Sulawesi dan Jawa Timur,” ucapnya, di Gedung B Kompleks DPRD Provinsi Kaltim, jalan Teuku Umar, Kota Samarinda.

Hal tersebut dirasa Bagus Susetyo, sebagai tantangan bagi pemerintah dalam mencapai kemandirian pangan di Kaltim. Seharusnya, diperlukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan produksi beras lokal. Hingga, memastikan kestabilan pasokan pangan demi memenuhi kebutuhan masyarakat Kaltim.

“Sebenarnya ada potensi kita untuk mencapai hal itu, yaitu dengan melakukan perbaikan irigasi,” jelasnya.

Ia mengusulkan untuk menghidupkan kembali proyek bendungan Telake di Tanah Grogot. Proyek ini, sebelumnya merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Sayangnya, dihentikan beberapa waktu lalu.

Padahal, apabila proyek ini dilanjutkan. Maka, akan dapat memenuhi keperluan masyarakat di dua wilayah, yaitu Kecamatan Babulu di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kecamatan Long Kali di Kabupaten Paser.

Pria kelahiran Yogyakarta ini berpendapat bahwa proyek bendungan Telake ini memiliki potensi besar, terutama untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui irigasi yang efisien.

“Jika Pemerintah Pusat memang tidak dapat memberikan anggaran untuk kelanjutannya, kita dapat melaksanakannya sendiri dengan APBD sekitar Rp2 triliun. Saya dengar segitu, karena perencanaannya kan sudah selesai,” terangnya.

“Anggaran kita mampu kok melanjutkan PSN ini. Kita lihat ke depannya saja, proyek ini dapat mengairi sawah dari Tanah Grogot hingga Penajam Paser Utara,” sambung Ketua Fraksi Gerindra DPRD Provinsi Kaltim itu.

DPRD Provinsi Kaltim berharap langkah ini bisa menjadi solusi yang sangat efektif untuk memastikan ketersediaan air bagi sektor pertanian di sana.

“Dengan memanfaatkan dana APBD, saya yakin proyek ini akan menjadi langkah yang strategis dalam menciptakan ketahanan pangan di Kaltim,” harapnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Akmal Malik pun mengaku sudah melihat kondisi di Babulu. Ia merasa sedih ketika melihat lahan pertanian yang sangat produktif, sudah mulai ditanami kebun sawit

“Saya mau nangis melihatnya. Makanya saya kemarin langsung panggil Pak Kadis PUPR. Saya nggak mau tahu, pokoknya di anggaran perubahan ini air bisa mengalir disana,” tegasnya.

Ia membeberkan bahwa Pemerintah Provinsi Kaltim sudah melakukan penganggaran untuk menyikapi permasalahan serius itu, dengan menyediakan 4 pompa air. Masing-masing pompa berkisar Rp4 miliar.

“Mudah-mudahan air segera mengalir dalam waktu dekat. Bagi saya, air mengalir dulu di dalam saluran itu. Sehingga, para petani kita bisa mendapatkan air yang memadai untuk berkebun,” tutupnya. (adv)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x