Memonesia.com – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Akhmed Reza Fachlevi, mengambil inisiatif yang bernilai mendalam saat melakukan reses di Desa Salo Cella, desa terjauh di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara.
Perjalanan menuju Desa Salo Cella memerlukan kewaspadaan ekstra karena sebagian besar jalan yang menuju desa tersebut belum diaspal. Di musim hujan, jalan-jalan tersebut bisa menjadi licin karena sering digunakan oleh truk angkutan batubara. Namun, saat cuaca cerah, jalanan dipenuhi debu.
Namun, tantangan sebenarnya bukan hanya sebatas jalan yang sulit dilalui. Desa yang jauh dari pusat kecamatan ini memiliki topografi berbukit, yang sering menyebabkan bencana alam seperti tanah longsor saat musim hujan.
Kepala BPD Desa Salo Cella, Putri, menyampaikan keprihatinannya terkait kesulitan menghadapi bencana alam dengan akses yang terbatas. Kondisi jalan yang belum memadai membuat masyarakat kesulitan mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi. Oleh karena itu, ia mengusulkan pembentukan tim relawan tanggap bencana.
Putri menjelaskan, “Kami memerlukan tim relawan tanggap bencana. Desa kami sering terkena longsor dan kebakaran hutan. Saat bencana terjadi, kami membutuhkan bantuan evakuasi. Dengan relawan tanggap bencana, kami mungkin dapat mengurangi dampak bencana ini.”
Akhmed Reza Fachlevi mendukung usulan ini dengan penuh semangat. Ia menyatakan bahwa pembentukan tim relawan tanggap bencana adalah salah satu program kerja Komisi IV DPRD Kaltim bersama mitra kerjanya. Ia meminta kepada warga Desa Salo Cella untuk menyampaikan permohonan resmi guna merealisasikan inisiatif ini.
“Program kita melibatkan relawan balakar, serta pelatihan bagi aparatur desa dan BPD. Ini adalah hasil dari berbagai diskusi dengan APDESI dan PAPDESI di Balikpapan,” kata Akhmed Reza Fachlevi.
Inisiatif pembentukan relawan tanggap bencana ini membawa harapan baru bagi masyarakat Desa Salo Cella, yang sekarang dapat merasa lebih siap dan aman dalam menghadapi bencana alam yang sering melanda wilayah mereka. (adv)