Kisah Putri Nadira Sakir, Mahasiswi Cantik Jadi Relawan di Masamba

“Ada kepuasan hati tersendiri ketika melihat mereka (korban) tersenyum. Kalau tidak sekarang kapan lagi. Karena sebaik-baiknya seseorang adalah yang berguna bagi orang lain,”

SATU demi satu kaki Putri Nadira Sakir melangkah ke lantai VIP kapal penumpang Prince Soya. Jurusan Kota Pare-Pare – Samarinda. Sejenak menghela nafas, ia dan belasan kawannya baru saja melakukan perjalanan kurang lebih 5 jam dari Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara.

Perlahan, sore itu keberangkatan kapal sebentar lagi dilakukan. Sesekali perempuan berhidung mancung itu menoleh ke arah kota, seakan tak ingin meninggalkan Masamba. Namun apa daya, tuntutan pendidikan memaksa Putri kembali menyeberang ke pulau Kalimantan.

Menjadi seorang relawan memang tak semudah yang dibayangkan. Waktu dan tenaga harus dipersiapkan. Begitu lah yang dilakukan Putri. Dirinya terpanggil membantu korban banjir bandang di Masamba, demi aksi kemanusiaan.

“Ada kepuasan hati tersendiri ketika melihat mereka (korban) tersenyum,” ucapnya.

Paling tidak. Inilah yang bisa diberikan Putri. Mendonasikan bantuan uang tunai dan sembako kepada korban. Sepekan lamanya, anak kedua dari pasangan Sakir Zai M dan Ibu Siti Aminah T ini menyisir tempat pengungsian bersama relawan lainnya.

Melalui waktu senggangnya, ia tak sungkan bercerita suka duka menjadi soerang relawan. Berguna bagi orang lain, itulah yang diharapkan perempuan berparas cantik ini. Walau tindakan alakadarnya, namun sudah menunjukkan aksinya di tengah bencana Masamba.

Panas maupun hujan, tak menyurutkan semangat perempuan kelahiran Pendolo, Sulawesi Tengah, 31 Desember 1999 silam itu. Sebagai perantau, Putri tetap peduli dengan kampung halaman orangtuanya.

Baca Juga: Relawan Bontang Salurkan Bantuan di Masamba, Wakil Bupati Luwu Utara Berikan Apresiasi

“Kalau tidak sekarang kapan lagi. Karena sebaik-baiknya seseorang adalah yang berguna bagi orang lain,” sebutnya.

Kota Masamba yang dulu merupakan kota indah, kini perekonomian hingga aktivitas lainnya menjadi lumpuh. Menurut Putri, sesuatu hal yang tak ada dalam pikiran akan terjadi. Akan tetapi, begitulah kondisi Ibukota Luwu Utara ini.

Mahasiswi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jurusan Manajemen Lingkungan Semester 6 itu hanya bisa berharap. Kondisi Masamba segera pulih kembali. Pun dengan korban, tetap diberikan ketabahan atas musibah itu.

Baca Juga: Relawan Samarinda Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang Masamba

Bak kota mati, ratusan rumah korban terendam air dan lumpur. Sebagian besar warga tetap berusaha menyelamatkan puing-puing barang berharga, di bawah tumpukan kayu dan pasir yang tebal.

Putri bersama relawan lainnya, dari Fams Masamba dan Perantau Samarinda yang bekerjasama dengan Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda, berangkat menuju Masamba 26 Juli 2020 lalu.

Sebanyak Rp 50,3 hasil penggalangan dana disalurkan untuk korban. Mereka yang diutus sebagai relawan, membagikan bantuan. Ada yang berupa sembako, pakaian laik pakai, serta uang tunai.

Banyak dari korban yang tak kuasa menahan tangis, seraya menerima bantuan. Ungkapan syukur tak terhingga. Peran dan bantuan relawan kian dibutuhkan. Beri semangat dan do’a untuk mereka. (*)