BONTANG – Pemerintah Kota Bontang tahun depan akan membangun flyover dengan menggelontorkan anggaran lebih dari Rp 200 miliar.
Proyek jalan layang dengan nilai fantastis itu rencananya akan dibangun di Bontang Kuala, dengan panjang jalan sekitar satu kilometer.
Proyek ini digadang sebagai solusi permanen atas masalah banjir rob yang rutin menghambat aktivitas warga Bontang Kuala, termasuk pelajar yang kerap terlambat ke sekolah.
Pemerintah memastikan, pembangunan dilakukan tanpa pembebasan lahan, karena konstruksi berada di zona pasang surut yang secara hukum tidak dapat diperjualbelikan.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan proyek ini akan dikerjakan dengan skema kontrak tahun jamak (multiyears).
Artinya, pengerjaan fisik ditargetkan rampung dalam satu tahun, namun pembiayaan dilakukan bertahap selama dua hingga tiga tahun.
“Kami ingin fisik selesai dalam setahun, tapi pembayaran bisa dicicil. Kontraktor harus kuat secara finansial,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Fly over ini, lajut Neni akan dibangun dengan ketinggian dua meter dari permukaan jalan eksisting, dan lebar sekitar enam meter. Rute melintasi kawasan SMA Al Truk, titik rawan genangan rob selama ini.
Meski menyedot anggaran jumbo, proyek ini tak melibatkan proses pembebasan lahan, yang kerap menjadi sumber konflik. Pemerintah memanfaatkan zona pasang surut yang dinyatakan tidak bisa dimiliki atau diperjualbelikan secara hukum.
Kepala Bapperida Bontang, Amiruddin, mengatakan dukungan warga menjadi kunci kelancaran proyek ini.
“Selama tidak ada konflik lahan, proyek akan berjalan. Prinsip kami: semua demi kepentingan publik,” tegasnya.
Tidak ada komentar