KUTAI TIMUR – Anggota Komisi C DPRD Kutai Timur (Kutim), Novel Tyty Paembonan, menyoroti minimnya fasilitas publik di wilayah tersebut, terutama di Sangatta sebagai pusat kegiatan masyarakat. Ia menilai pemerintah daerah perlu segera mengambil langkah strategis untuk memperbaiki kondisi ini.
“Sebagai etalase Kutai Timur, Sangatta seharusnya menjadi contoh penataan yang baik. Namun, kenyataannya fasilitas dasar seperti toilet umum dan ruang terbuka hijau masih jauh dari memadai,” kata Novel saat ditemui di Kantor DPRD Kutim, belum lama ini.
Menurut Novel, kondisi fasilitas umum saat ini tidak hanya mengurangi kenyamanan warga, tetapi juga berpotensi menurunkan daya tarik wilayah bagi pengunjung luar daerah.
“Misalnya, di pasar induk. Toilet umum yang tersedia sangat minim dan kondisinya buruk. Warga dan pedagang sering mengeluhkan ini, tapi belum ada respons nyata dari pemerintah,” ujarnya.
Novel juga menekankan pentingnya revitalisasi ruang terbuka hijau di Sangatta agar masyarakat memiliki tempat yang layak untuk beraktivitas dan bersantai.
Ia mengusulkan agar pemerintah daerah mempertimbangkan pembangunan fasilitas baru di lokasi-lokasi strategis. “Jika pasar induk sudah terlalu padat dan semrawut, solusinya adalah membangun pasar baru yang lebih representatif. Penataan harus dilakukan agar semuanya berjalan sesuai fungsi,” tambahnya.
Selain itu, ia berharap dinas terkait segera merumuskan rencana aksi untuk mengatasi permasalahan ini.
“Dinas teknis, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, harus proaktif. Fasilitas umum yang memadai adalah kebutuhan mendasar, dan pemerintah harus hadir untuk menjawab kebutuhan itu,” tegas Novel.
Ia pun mengingatkan bahwa peningkatan fasilitas publik bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga bentuk komitmen pemerintah dalam melayani masyarakat.
“Pemerintah harus menjadikan ini prioritas. Fasilitas publik yang layak akan mendukung kenyamanan warga dan memperbaiki citra Kutai Timur di mata masyarakat,” pungkasnya.
Tidak ada komentar