Dewan Soroti Pelayan Kesehatan di Bontang Kurang Maksimal

Redaksi
7 Des 2023 10:41
DPRD Bontang 0
2 menit membaca

BONTANG – Pelayanan kesehatan di Kota Bontang menuai sorotan anggota DPRD, sebab sistem pelayanan kesehatan yang saat ini berjalan dinilai tidak maksimal. Hal itu diungkap Sekretaris Komisi I DPRR Bontang, Irfan.

Irfan menilai pelayanan kesehatan yang ada terkesan lambat dalam menangani pasien. Maka perlu adanya perbaikan sistem pelayanan kesehatan terutama terhadap pasien darurat yang membutuhkan penanganan secepatnya.

Ia menceritakan pengalaman kurang menyenangkan yang dialami rekan kerjanya sesama Anggota Komisi I DPRD Kota Bontang yang saat itu tidak mendapat penanganan langsung oleh petugas medis, padahal kondisinya darurat.

“Rekan saya Haji Maming itu gulanya kambuh saat perjalanan dengan gejala keringat dingin dan sudah setengah sadar. Kami bawa ke RSUD dan saat di IGD malah mau di foto, lalu kami disuruh mengurus pendaftaran terlebih dahulu,” jelasnya, Senin (4/12/2023).

Seharusnya, penanganan pasien lebih diutamakan, karena menyangkut nyawa seseorang. Irfan meminta adanya perbaikan sistem dalam pelayanan faskes terutama pasien yang membutuhkan pemeriksaan darurat.

Bukan hanya itu saja, menurutnya sumber daya manusia berupa dokter spesialis dirasa kurang. Berdasarkan pengalamannya, dirinya menyebutkan beberapa kali dirinya maupun keluarganya ingin melakukan pengobatan dengan penanganan dokter spesialis, tapi dokter tersebut tidak sedang berada di tempat.

“Ada yang bilang mereka sedang berada di praktik lain. Memang, tidak ada aturan yang melarang untuk membuka praktik di luar, namun tolong tetap mengutamakan pasien di RSUD,” imbuhnya.

Dirinya menginginkan adanya penambahan SDM tersebut dengan nominal anggaran Bontang yang besar. Pelayanan faskes yang terus meningkat merupakan harapan masyarakat.

“Saya berharap pemerintah kota dapat fokus meningkatkan mutu faskes ini, karena saya juga ini posisinya sebagai masyarakat biasa jika sedang berobat dan mengharapkan pelayanan yang baik,”katanya.

Niken Titisurianggi, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Bontang menjelaskan pihaknya dengan tembusan Dinas Kesehatan Kota Bontang telah menghimbau kepada seluruh dokter RSUD, ASN, non-ASN maupun rumah sakit swasta tidak membuka jam praktek di luar selama jam kerja berlangsung.

“Dalam tahap administrasi di IGD kami memang perlu pemilihan kondisi pasien berdasarkan kondisi kritis atau tidak. Kami juga mohon maaf jika dalam pelayanan kami terkesan tidak baik terutama dalam penanganan kasus Haji Maming,” tandasnya. (adv)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x