BONTANG – Kasus bullying marak di kalangan pelajar, yang menjadikan Kota Bontang menempati posisi kedua dengan kasus bullying tertinggi di Kalimantan Timur.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang. Ia menyebutkan sudah ada 106 kasus yang tercatat terkait kasus bullying.
Ia menjelaskan, bullying memiliki berbagai macam jenis kategori, seperti fisik, ejekan, ancaman atau menyebarkan berita bohong.
“Posisi pertama itu Samarinda dengan 250 kasus, kedua Kota Bontang dan ketiga ada Balikpapan sekitar 66 kasus,” ujarnnya dalam rapat kerja bersama Komisi A DPRD Kota Bontang, Senin (21/10/2024).
Kasus bullying menyasar pada anak-anak sekolah mulai usia 13-17 tahun. Bambang menyebutkan kebanyakan dilakukan di kalangan pelajar SMA/SMK sederajat.
“Seperti kasus yang belakangan ini viral di media massa, sekolompok anak SMK terlihat terlibat kasus bullying,” imbuhnya.
Dirinya prihatin akan hal tersebut. Namun, dirinya hanya bisa mengimbau kepada kepala sekolah SMK tersebut untuk memperhatikan anak-anak didiknya.
Selain itu, dirinya segera menghubungi Kepala UPT yang menangani SMA/SMK sederajat di Kota Bontang, untuk mengambil langkah tegas akan hal itu.
“Karena SMA bukan tupoksi kami pemerintah daerah, melainkan provinsi. Tapi kami tidak bisa juga tinggal diam akan hal ini,” tegasnya
Menurutnya, perlu didudukkan UPT Dinas Pendidikan provinsi yang membawahi SMA Kota Bontang, bersama Disdikbud Kota Bontang dan DPRD Kota Bontang.
Tujuannya, untuk mendapatkan penanganan yang pasti dan khusus, terhadap maraknya kasus bullying di lingkungan SMA.
Bukan hanya di tingkat SMA, namun juga di satuan pendidikan SD dan SMP juga. Bambang mengatakan, pihaknya telah membuat semacam Satuan Petugas Pencegahan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKS).
“Alhamdulillah, langkah ini cukup efektif, karena tidak ada catatan untuk kasus bullying di tingkat SD dan SMP,” katanya.
Tidak ada komentar