KUTIM – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiasnyah Sulaiman menyampaikan peran pemuda dalam menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa depan sangat penting, lebih spesifik di wilayah Kabupaten Kutai Timur, yang masih butuh waktu untuk menyelesaikan segudang permasalahan yang ada, dengan begitu tongkat estafet kepemimpinan akan dilanjutkan dengan generasi pemuda.
Ia menilai diera sekarang pemuda wajib memiliki sikap yang ekstra optimis dalam berperan membangun perkembangan dan kemajuan bangsa. Sebab, banyaknya tantangan masalah yang harus dihadapi sehinga rentan menimbulkan sikap pesimisme massal bagi anak muda.
“Posisi Indonesia memang sedang berproses menyelesaikan persoalan korupsi, kemiskinan, pengangguran, narkoba, pornografi, hoaks serta sejumlah masalah bangsa lainnya,” tegasnya, saat memimpin upacara peringatan Sumpah Pemuda di Lapangan Kantor Bupati Kutim, Jumat (27/10/2023).
Namun hal itu, bukan menjadi alasan para pemuda untuk berhenti berjuang membangun masa depan. pemuda dituntut harus tetap kritis dalam mengawal perjalanan bangsa juga optimis menatap masa depan Indonesia. Itulah yang dimaksud dengan gerakan kepemudaan yang inklusif dan integral, yaitu gerakan moral, gerakan intelektual sekaligus gerakan membangun optimisme kolektif bangsa.
Dia melanjutkan, bangsa Indonesia saat ini sedang menanti bangkitnya anak-anak muda milenial dan gen z untuk mulai membangun sebuah cita-cita Indonesia. Sikap optimisme kolektif bahwa suatu saat para anak muda akan mampu mewujudkan harapan Indonesia dan menjadi terhormat di antara bangsa-bangsa lain di dunia.
“Persoalan pemuda juga kerap masih menjadi tantangan yang harus segera diatasi agar Indonesia benar-benar mampu memanfaatkan bonus demografi yang sudah terjadi sejak tahun 2012 dan akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 mendatang,” katanya.
Kemudian, peran aktif pemuda harus dioptimalkan untuk menghadapi bonus demograsi tersebut. Jika masalah kepemudaan tidak ditangani segera, maka nanti saat masa mudanya lewat, tidak bisa membangun Indonesia yang maju. Maka dari itu upaya untuk mengoptimalkan peran pemuda pencegahan perilaku berisiko, pemuda harus disinergikan bersama karena pemuda akan menjadi tumpuan bagi bangsa Indonesia.
“Presiden Jokowi dalam pencanangan gerakan reformasi mental mengatakan bahwa akan menjadi suatu yang sia-sia apabila melakukan pembangunan fisik tanpa membangun pola pikir masyarakat,” tutur Ardiansyah.
Berikutnya, pesan tersebut secara jelas telah mengisyaratkan bahwa pembangunan nasional yang selama ini lebih berorientasi pada pembangunan fisik daripada berorientasi pada pembangunan sumber daya manusia (SDM), hasilnya menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, setiap pemuda perlu mempunyai visi ke depan dan cita-cita untuk memproyeksikan 10, 20, bahkan 30 tahun ke depan untuk Indonesia serta memiliki peran strategis di tengah masyarakat dalam menyongsong masa depan Indonesia.
“Mari jadikan hari sumpah pemuda ini sebagai momentum pemersatu bangsa dan sumber inspirasi di dalam melaksanakan kebijakan pembangunan kepemudaan dan perekonomian bangsa yang merupakan salah satu prioritas strategis. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan kepada kita untuk mampu membangun dan memajukan Indonesia,” pungkasnya.