Gagal Pertahankan Juara, Kepala Disdikbud Bontang Bakal Transformasi Tata Kelola Arsip

Penyerahan Penghargaan Penilaian Tata Kelola Arsip, di lingkungan Pemerintah Kota Bontang. Foto (sa/memonesia)

BONTANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang meraih Juara Harapan II dalam Penilaian Tata Kelola Kearsipan 2024. Meski gagal mengulang prestasi sebelumnya, Disdikbud menegaskan komitmennya memperbaiki tata kelola arsip yang dianggap vital untuk administrasi pemerintahan.

Penghargaan ini diberikan dalam perayaan HUT Kota Bontang, Sabtu (12/10/2024), di Stadion Taman Prestasi Bontang Lestari. Kepala Disdikbud, Bambang Cipto Mulyono, yang menerima penghargaan tersebut, berjanji melakukan perbaikan menyeluruh. “Ini jadi pengingat bahwa selalu ada ruang untuk berkembang. Kami akan mengevaluasi dan memperbaiki semua proses,” ujarnya, Minggu (13/10/2024).

Sejak pertama kali digelar pada 2018 oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang, Good Archival Governance Award (GAGAS) diikuti oleh berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan tujuan meningkatkan kualitas kearsipan. Tiap OPD dituntut menjaga standar pengelolaan arsip.

Disdikbud Bontang pernah menjadi juara bertahan, meraih Juara I selama tiga tahun berturut-turut (2019-2021). Pada 2022, mereka absen akibat aturan larangan keikutsertaan setelah tiga kali menang beruntun. Kembali di 2023, mereka turun ke Juara II, dan tahun ini harus puas di posisi Juara Harapan II.

Bambang menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh. Ia menyebut bahwa OPD lain semakin inovatif, sehingga Disdikbud harus lebih progresif. “Kami harus meninjau strategi dan mengatasi kekurangan. Pengarsipan itu penting untuk pemerintahan, jadi tak boleh stagnan,” katanya.

Bambang juga menegaskan bahwa arsip bukan sekadar mengejar penghargaan, tetapi untuk memastikan administrasi pemerintahan berjalan efektif.

Ia juga mengingatkan pentingnya tata kelola arsip di sekolah-sekolah. Arsip pendidikan, menurut Bambang, adalah data strategis yang mendukung kebijakan pendidikan berbasis data. “Sekolah-sekolah harus memperbaiki pengelolaan arsip. Ini krusial, bukan hanya administratif, tetapi untuk kelancaran program pendidikan,” katanya.

Bambang menekankan bahwa arsip yang dikelola dengan baik akan mempermudah pengambilan keputusan, terutama saat dibutuhkan data historis yang akurat.

Menghadapi tantangan ke depan, Disdikbud akan memperkenalkan inovasi baru dalam pengelolaan arsip. Bambang menekankan pentingnya pembaruan sistem yang sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan zaman. “Kami berencana mengelola arsip lebih modern dan terjangkau, namun tetap andal,” jelasnya.

Ia menutup dengan optimisme bahwa tata kelola arsip yang baik dapat memajukan pendidikan di Bontang. “Arsip adalah fondasi untuk perencanaan dan kebijakan yang matang,” tegas Bambang.