KUTIM – Wakil Ketua DPRD Kutai Timur (Kutim), Arfan, mendorong Dinas Kesehatan untuk mengadopsi pola perekrutan tenaga medis yang telah dilakukan selama masa pandemi COVID-19, guna mengatasi kebutuhan tenaga medis di Rumah Sakit Muara Bengkal dan memastikan kelancaran operasionalnya. Menurutnya, selama pandemi COVID-19, banyak tenaga medis berhasil direkrut untuk menangani pasien dan memberikan hasil yang positif.
Arfan menilai bahwa pola perekrutan tenaga medis selama pandemi COVID-19 telah terbukti efektif dalam memenuhi kebutuhan rumah sakit dan memberikan perawatan medis yang optimal bagi masyarakat.
“Jadi, jika saat ini kekurangan tenaga medis di RS Muara Bengkal, dapat direkrut dengan pola yang sama seperti saat pandemi COVID-19. Dulu banyak tenaga medis yang direkrut dan kebutuhan terpenuhi. Jika saat ini masih kekurangan, mungkin karena mereka menginginkan gaji yang tinggi karena wilayah tersebut terpencil. Oleh karena itu, harus ada solusi, misalnya dengan menaikkan gaji mereka, terutama bagi dokter spesialis,” ucap Arfan.
Sebagai informasi, Rumah Sakit Muara Bengkal membutuhkan 141 tenaga medis, namun saat ini baru 23 orang yang telah direkrut, dan mereka berasal dari berbagai Puskesmas di Kutim. Sementara itu, belum ada dokter spesialis yang bergabung. Padahal, setidaknya diperlukan empat dokter spesialis untuk memenuhi kebutuhan di rumah sakit tersebut.
Arfan menegaskan bahwa Dinas Kesehatan harus mengambil tindakan atas usulan dari Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang, yang menyarankan agar anak-anak asal Kutim diberikan peluang untuk kuliah kedokteran di Universitas Mulawarman (Unmul). Harapannya, setelah lulus, mereka dapat kembali dan berkontribusi di Kutim, terutama di Rumah Sakit Muara Bengkal. Hal ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memastikan ketersediaan tenaga medis yang berkualitas di daerah tersebut dalam jangka panjang.
“Kita membuka peluang bagi anak-anak kita untuk menempuh pendidikan kedokteran dengan biaya yang kita tanggung. Jika perlu, anak-anak dari Muara Bengkal dan sekitarnya dapat dibiayai agar nantinya mereka dapat kembali dan menjadi dokter di daerah tersebut,” tambahnya.
Hal ini dilakukan agar dalam jangka panjang, tidak perlu lagi mengandalkan tenaga medis dari luar yang tentu saja membutuhkan gaji yang tinggi.