KUTAI TIMUR – Konsep “Petani Milenial” yang digagas Kementerian Pertanian mendapat respons positif dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Hasbollah. Ia optimistis program ini dapat menjadi solusi bagi regenerasi petani yang saat ini didominasi oleh usia lanjut.
“Petani kita mayoritas sudah memasuki usia tidak produktif. Dukungan untuk menciptakan generasi petani milenial sangat penting,” ujar Hasbollah, belum lama ini. Menurutnya, program ini sejalan dengan kebutuhan Kutim yang ingin menggenjot sektor pertanian agar lebih modern dan produktif.
Kementerian Pertanian sebelumnya menyebutkan, petani milenial berpotensi meraih pendapatan hingga Rp10 juta per bulan. Namun, dia menegaskan perlunya dukungan konkret untuk mewujudkan harapan tersebut. “Perhatian serius dan dukungan penuh dari semua pihak menjadi kunci keberhasilan program ini,” tambahnya.
Hasbollah juga menyoroti pentingnya pembukaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk mendukung program tersebut. Ia optimistis, dengan pengelolaan yang tepat, Kabupaten Kutai Timur bisa mencapai swasembada pangan dalam yang tidak lama.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Kementerian Pertanian yang sejalan dengan tugas kami untuk memajukan sektor pertanian di Kutim,” katanya.
Meski optimistis, Hasbollah mengakui masih ada tantangan yang dihadapi petani di Kutim, mulai dari ketersediaan obat-obatan hingga serangan hama. Dengan demikian pemerintah melalui Dinas Pertanian dituntut proaktif dengan memastikan distribusi kebutuhan petani serta edukasi dini.
“Dinas Pertanian harus aktif mendukung petani milenial nantinya, mulai dari sosialisasi edukasi hingga penyedian kebutuhan para petani seperti obat-obatan. Sehingga semua elemen berjalan efektif,” paparnya.
Ia juga mengimbau para petani untuk terus berkoordinasi dengan Pendamping Pertanian Lapangan (PPL) di setiap kecamatan agar solusi di lapangan bisa diterapkan secara efektif.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Hasbollah berharap konsep petani milenial tak hanya menjadi wacana, tetapi mampu membawa perubahan nyata bagi pertanian di Kutim, sekaligus membuka peluang baru bagi generasi muda di sektor ini.
Tidak ada komentar