Sobirin Bagus Dorong Pengelolaan Sampah di Kutai Timur Ramah Lingkungan Seperti di Balikpapan

Redaksi
23 Jul 2024 10:18
DPRD Kutim 0
2 menit membaca

KUTAI TIMUR – Anggota DPRD Kutai Timur, Sobirin Bagus, menyerukan pemerintah daerah untuk mencontoh metode pengelolaan sampah yang diterapkan di Balikpapan. Seruan ini muncul setelah Sobirin dan beberapa rekan legislator melakukan studi banding ke kota tersebut, yang dikenal dengan sistem pengelolaan sampahnya yang inovatif dan ramah lingkungan.

Sobirin mengungkapkan kekagumannya terhadap cara Balikpapan mengelola sampah. Di kota tersebut, sampah tidak hanya dikelola dengan efisien, tetapi juga diolah menjadi pengganti gas LPG untuk kebutuhan rumah tangga. “Tanpa pungutan biaya tambahan, sekitar 380 kepala keluarga di Balikpapan menggunakan gas hasil olahan sampah,” kata Sobirin, menyoroti keberhasilan sistem tersebut.

Lebih jauh, Sobirin menjelaskan bahwa Balikpapan memiliki lahan pengelolaan sampah seluas 40 hektar yang dibagi menjadi tujuh zona pembuangan. “Sistem ini sangat efektif dalam mengurangi pembuangan sampah ke laut, sehingga tidak mencemari perairan dan berdampak langsung pada masyarakat sekitar,” jelasnya.

Keunikan lainnya adalah bahwa pengelolaan sampah di Balikpapan tidak ditangani oleh Dinas Kebersihan, melainkan oleh RT setempat. “Ini memberikan manfaat langsung kepada masyarakat dan meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya pengelolaan sampah,” tambah Sobirin yang berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sementara itu, pada Juni lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur meresmikan Workshop dan Mesin Palet di Kecamatan Sangatta Selatan. Inisiatif ini merupakan hasil kerja sama antara DPD Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI) Kutim, perusahaan swasta, dan rumah sakit setempat. Mesin pengolah sampah ini diharapkan dapat mengelola sampah secara efektif dan berkelanjutan.

Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, menyambut baik inisiatif ini. “Alhamdulillah, mesin pengolah sampah ini sangat bermanfaat. Saya melihat sendiri, hasil olahan sampah bisa menghasilkan pendapatan yang bervariasi, mulai dari Rp 3 juta hingga puluhan juta rupiah tergantung beratnya,” ungkapnya.

Ardiansyah juga menyebutkan bahwa impian lama untuk memiliki sistem pengelolaan sampah seperti ini akhirnya terwujud. Sejak 2008, ia dan istrinya telah bekerja sama dengan berbagai organisasi untuk mengubah sampah menjadi kompos.

Dengan mempelajari sistem yang diterapkan di Balikpapan, Sobirin Bagus berharap Kutai Timur bisa menerapkan metode pengelolaan sampah yang lebih baik, ramah lingkungan, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x