Minim Personil, Operasional Damkar Kutai Timur Dinilai Belum Optimal

Redaksi
19 Nov 2024 11:05
Kutai Timur 0
2 menit membaca

KUTAI TIMUR – Minimnya personil Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mendapat sorotan tajam dari anggota DPRD Kutim, Asti Mazar.

Menurutnya, keberhasilan penanganan kebakaran di wilayah tersebut sangat bergantung pada sinkronisasi kebijakan dan pelaksanaan, termasuk penerapan Peraturan Daerah (Perda) yang relevan.

“Kalau unit pemadam ada, tapi personil tidak mencukupi, itu tetap jadi masalah besar,” kata Asti saat diwawancarai, Selasa (19/11/2024).

Asti menilai, ketersediaan unit pemadam kebakaran harus sejalan dengan jumlah personil yang cukup. Tanpa sumber daya manusia (SDM) yang memadai, menurutnya, anggaran besar pun tidak akan mampu menjamin operasional Damkar berjalan maksimal.

“Kami di DPRD hanya memfasilitasi anggaran, tetapi eksekusi ada di tangan dinas terkait. Ini harus jadi perhatian serius. Kalau personil kurang, bagaimana mau efektif?” tegasnya.

Ia juga mengkritisi kebijakan pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang membatasi rekrutmen tenaga honorer. Situasi ini, kata Asti, menjadi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan mendesak di lapangan.

“Di satu sisi, kebutuhan SDM meningkat, tapi aturan soal P3K membatasi tambahan tenaga baru. Solusi konkret harus segera ditemukan,” jelasnya.

Dia juga membahas terkait, sejumlah musibah kebakaran yang terjadi di beberapa kali wilayah di Kutim. Kejadian itu menjadi sangat parah karena lambatnya penanganan, ditambah lokasi kejadian memiliki kondisi padat perumahan.

“Kejadian kebakaran besar kemarin-kemarin itu sudah cukup menjadi pelajaran bagi kita, jika kondisi pemadam kebakaran kita kurang optimal. Hal ini yang perlu kita tekankan dan perbaiki,” tandasnya.

Asti berharap adanya kolaborasi lebih erat antara DPRD dan Dinas Pemadam Kebakaran untuk memastikan kesiapan menghadapi potensi kebakaran. Penambahan personil, peningkatan kualitas SDM, serta implementasi Perda yang efektif diyakini dapat meminimalisir risiko dan memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat Kutai Timur.

Masalah ini, menurutnya, tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. “Kebakaran tidak menunggu. Kita yang harus siap,” tutup Asti.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x