Mendunia, UKM Kaltim Ekspor Jelantah ke Eropa

Ilustrasi

KALTIM – Satu lagi usaha kecil menengah (UKM) Kaltim yang tetap eksis melakukan ekspor saat dunia masih dilanda pandemi Covid-19 adalah PT Garuda Sinar Perkasa (GSP).

UKM yang bergerak dalam perdagangan jelantah (minyak goreng sisa) ini setiap bulannya mengirim minimal 10 kontainer saat pandemi masih berlangsung. Dalam kondisi normal pengiriman bisa tembus 25 kontainer. Setiap kontainer berisi 20-21 ton jelantah.

“Pasar ekspor kami Eropa. Ada Belanda, Itali, Spanyol dan Ukraina. Pasar Asia juga ada, Malaysia dan Singapura,” jelas Direktur PT GSP Puput Deni Iswara saat menerima kunjungan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim HM Yadi Robyan Noor, Kamis (14/01).

Harga ekspor jelantah per kontainer berkisar antara Rp250 juta hingga Rp300 juta.

Untuk memenuhi permintaan ekspor tersebut, UKM ini mengumpulkan jelantah dari hotel, restoran dan cafe. Sekarang juga sudah ada kelompok-kelompok masyarakat yang dibina menjadi mitra untuk mengumpulkan jelantah dari rumah tangga dan usaha-usaha kecil.

“Daripada dibuang, masyarakat bisa mengumpulkan minyak goreng bekas mereka. Kami akan membeli dengan harga Rp3000 sampai Rp3500 per liter,” kata Puput Deni.

Diakuinya, selama pandemi pasokan jelantah memang terganggu, karena resto, cafe dan hotel mengalami dampak dari pemberlakuan pembatasan sosial hingga mengakibatkan  sepinya pengunjung.

Puput menguraikan, dampak terberat Covid-19 terjadi antara Maret dan Agustus 2020. “Pasokan memang agak berkurang, tapi ekspor tetap kami lakukan minimal 10 kontainer setiap bulan,” sebutnya.

Saat ini UKM spesialis jelantah ini sudah memiliki 10 buyer yang aktif berkomunikasi dan bertransaksi.  “Permintaan saat Covid justru makin meledak,” tambah Puput.

Perusahaan yang sudah mengantongi Certificate Renewable  Energy Directive dari Intertek itu juga menunjukkan komitmen kuat dalam bidang energi terbarukan yang berkelanjutan.

Jelantah yang mereka kumpulkan, selanjutnya diproses dalam beberapa kali penyaringan hingga benar-benar bersih dan siap diekspor. “Ini harus kami lakukan karena buyer menuntut produk dengan kualitas yang baik,” sambung Puput.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengapresiasi kegigihan UKM ini karena berangkat dengan kegigihan yang kuat, memulai usaha dari nol hingga akhirnya mampu menembus pasar ekspor Asia dan Eropa.

“Pemerintah akan membantu memberikan kemudahan-kemudahan dalam proses ekspor. Misal meringkas perizinan dan lainnya,” kata Roby. Mengawali operasi dari Samarinda dan Balikpapan, UKM iniz sudah memperluas ekspansi usaha ke Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

UKM yang beralamat di Jalan Cipto Mangunkusumo Samarinda itu pun bertekad melakukan ekspansi ke beberapa negara di dunia. Di Eropa, jelantah asal Kaltim ini akan dimanfaatkan menjadi bahan baku biodiesel dan sumber energi terbarukan. (Redaksi)

Artikel ini telah terbit di website kaltimprov.go.id dengan judul : “Meski Pandemi, UKM Kaltim Tetap Ekspor Jelantah ke Eropa”