Ini Kritikan DPRD Bontang Soal Rencana Pembangunan Penangkaran Buaya Senilai Rp6 Miliar

Ilustrasi.

BONTANG – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang untuk membangun penangkaran buaya dengan perkiraan anggaran mencapai Rp6 miliar mendapatkan kritik dari Ketua Komisi III DPRD Bontang, Amir Tosina. Menurutnya, anggaran sebesar itu dinilai terlalu berlebihan dan seharusnya difokuskan pada kebutuhan masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.

Amir Tosina menyatakan bahwa lebih baik anggaran tersebut digunakan untuk membantu warga, terutama yang membutuhkan bantuan, seperti para nelayan dan kelompok masyarakat kurang mampu. Ia menganggap pembangunan penangkaran buaya kurang relevan dengan kebutuhan riil masyarakat Bontang.

“Harusnya yang seperti ini yang diperhatikan Pemkot Bontang bukan mengurus sesuatu yang kurang menyentuh masyarakat,” ujarnya.

Amir Tosina juga menyarankan agar Pemprov Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan dukungan anggaran untuk pembangunan penangkaran buaya, bukan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bontang. Ia berpendapat bahwa pembangunan penangkaran buaya seharusnya mendapat prioritas lebih rendah dibandingkan dengan program bantuan kepada warga kurang mampu.

“Mending buat ganti seng atau rumah warga kurang mampu uangnya daripada penangkaran,” tambahnya.

Dalam tanggapannya, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkartan), Amiluddin, menjelaskan bahwa pembangunan penangkaran buaya merupakan salah satu program dari Disdamkartan. Meskipun ia tidak mempermasalahkan jika rencana tersebut tidak disetujui, Amiluddin menegaskan bahwa penangkaran tersebut tidak hanya untuk buaya, tetapi juga diperuntukkan bagi hewan liar lain yang berhasil ditangkap oleh Disdamkartan.

“Saya enggak masalah, hanya saja tangkapan kami kan tidak berbicara buaya saja. Tapi biawak, ular, musang, monyet, dan lainnya,” ungkap Amiluddin.

Amiluddin menambahkan bahwa anggaran besar yang diperlukan sejalan dengan visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang terkait pariwisata. Penangkaran buaya diharapkan tidak hanya menjadi tempat bagi hewan-hewan tersebut tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk mengenal lebih banyak tentang jenis hewan.

“Sehingga ada manfaatnya, karena dibarengi dengan edukasi untuk masyarakat. Bukan hanya sekedar rumah singgah bagi hewan. Apalagi Bontang sebagai penyangga IKN nantinya akan dikenal sebagai kota pariwisata sesuai yang dikatakan Pj Gubernur,” jelasnya. (adv)