BONTANG – Debat Pilkada Bontang 2024 yang digelar hari ini memunculkan dinamika tak terduga di panggung politik. Calon Wakil Wali Kota nomor urut 01, Chusnul Dhihin, menjadi sorotan karena hanya berbicara sekali sepanjang acara. Momen itu pun baru terjadi di segmen ketiga saat ia menanggapi pernyataan mengenai isu stunting.
Ketika pasangan calon lain mengupas tuntas rencana penanganan stunting, Chusnul akhirnya angkat bicara. Namun, tanggapannya singkat, tanpa mengembangkan pembahasan lebih jauh, meninggalkan kesan pasif yang kontras dengan suasana debat yang memanas.
Bahkan, saat Basri Rase, calon Wali Kota yang berpasangan dengan Chusnul, memberi kesempatan tambahan di segmen ketiga dengan bertanya, “Mau ditambahkan?” ketika waktu masih menyisakan 17 detik, Chusnul memilih tetap diam.
Ia hanya membalas dengan sebuah senyuman, tanpa satu kata pun keluar dari bibirnya. Sepanjang debat, dari pembukaan hingga closing statement, Chusnul tetap memilih untuk tidak bersuara, sebuah keputusan yang memicu tanda tanya di benak para pengamat politik dan masyarakat yang menyaksikan.
Sebaliknya, dominasi Basri Rase sebagai juru bicara utama tim pasangan calon ini semakin menonjol. Dari awal hingga akhir, Basri tampil percaya diri, menyampaikan visi-misi, menanggapi serangan lawan, hingga menjabarkan strategi pembangunan. Seluruh argumen dan paparan agenda kerja sepenuhnya dikendalikan oleh Basri, meninggalkan sedikit ruang bagi Chusnul untuk bersuara.
Pola ini menegaskan peran sentral Basri dalam pasangan mereka. Tak heran jika penonton dan pengamat menilai bahwa Basri seakan menjadi motor penggerak utama, sementara Chusnul Dhihin tampak lebih seperti pengamat dalam panggung debat yang seharusnya dimanfaatkan untuk menarik perhatian pemilih.
Apakah strategi diam Chusnul ini adalah bentuk perhitungan politik atau sekadar ketidaksiapan? Waktu akan menjawab, tetapi untuk saat ini, debat hari ini jelas menunjukkan siapa yang memegang kendali.