Ramai Penemuan Mayat, Satu Alami Cacat

Ilustrasi penemuan mayat. (int)

MEMONESIA.COM – Sejak memasuki September 2021, ramai penemuan mayat khususnya di wilayah Kalimantan Timur. Meski begitu, dari rangkuman media ini tidak satupun dari korban meninggal karena kekerasan alias dibunuh.

Pantai Melawai, Kota Balikpapan, 8 September 2021 lalu mendadak geger. Mayat seorang pria asal Trenggalek, Jawa Timur ditemukan dalam kondisi telungkup di pinggir pantai oleh salah satu nelayan.

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, pria yang berinisial KH itu jatuh dari kapal feri yang ditumpanginya saat hendak berlayar dengan tujuan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Tidak ada tanda kekerasan dengan korban. Hal itu dibuktikan dengan pengakuan seorang teman KH, yakni Dadut yang sama-sama ingin pulang ke kampung halaman setelah dari Muara Wahau, Kutai Timur.

Polisi sempat sulit mengungkap kasus itu, karena kartu identitasnya juga tak ada. Petugas hanya menemukan sebuah telepon genggam berjenama Nokia di saku celana. Dari tanda-tandanya, mayat tersebut diperkirakan sudah meninggal tiga hari.

Titik terang kasus ini muncul setelah ponsel Nokia berdering, sehari setelah penemuan mayat. Polisi yang mendengarnya segera menjawab. Di ujung sambungan, seorang pria bernama Dadut Dwi Darmawan, 31 tahun, menanyakan keberadaan pemilik ponsel tersebut. Kata Dadut, Nokia itu milik rekannya, KH.

“Kami menjelaskan, pemilik ponsel ini telah meninggal dunia,” terang Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan Semayang, Ajun Komisaris Polisi Abu Sangit, seperti dikutip kaltimkece.id, Jumat (10/09).

Pada hari yang sama, seorang pria baruh baya ditemukan tewas di sebuah pondok, RT 1 Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan. Belum diketahui secara pasti penyebab meninggalnya pria yang berinisial SA itu.

Pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan dan tidak ditemukan tanda kekerasan. “Korban langsung dimakamkan. Karena keluarga tidak bersedia diautopsi,” terang Kapolres Bontang AKBP Hamam Wahyudi melalui Kapolsek Bontang Selatan Iptu Suyoko.

Ia menjelaskan, korban ditemukan dalam kondisi telungkup di dapur. Pertama kali, dia ditemukan oleh rekannya yang juga tinggal di pondok berukuran sekitar 4×8 meter tersebut.

“Korban diketahui ikut menumpang di pondok itu bersama tiga orang rekannya,” tambahnya.

Baru-baru ini, penemuan mayat lagi-lagi terjadi Bontang, tepatnya 18 September 2021. Kelurahan Gunung Telihan, Kecamatan Bontang Barat mendadak geger lantaran warga setempat mendapati pria paruh baya ditemukan meninggal di samping warung makan.

Pria berusia sekitar 60 tahun ini meninggal tanpa sepengetahuan tetangga. Ketua RT 28, Telihan, Erni Wati mengaku, baru mengetahui warganya meninggal sekitar pukul 16.59 Wita. Dari penemuan itu, ia langsung mengabarkan kelurahan untuk hubungi petugas kepolisian.

“Saya terima laporan dari warga dan langsung menghubungi pihak kelurahan,” kata Erni, seperti dilansir Klikkaltim.com.

Korban yang berinisial SD itu diketahui tinggal sendiri dan menumpang tidur di selasar rumah makan. Ia mengalami cacat, untuk berjalan menggunakan tongkat.

Hasil olah TKP dari Tim Inafis Polres Bontang tidak menemukan tanda-tanda yang mencurigakan. Jenazah SD pun dievakuasi ke RSUD Taman Husada. (redaksi)