Mengenal Periode Reproduksi Pria dan Cara Penundaan Andropause

ilustrasi (alodokter.com)

MEMONESIA.COM – Berbicara mengenai kebugaran tidak lepas dari peran dua hormon reproduksi, yaitu hormon estrogren dan androgen. Kedua hormon yang bertanggung jawab terhadap terjadinya keturunan, juga mempunyai peran lain yang tidak kalah penting semisal kekuatan tulang, jumlah massa otot, serta meningkatnya berat badan. Untuk itu, mari kita kenali periode reproduksi pria menurut usia:

Usia 25 – 35 tahun. Inilah usia subur dimana di usia ini seluruh sistem tubuhnya bekerja optimal. Inilah masa reproduksi terbaiknya. Biasanya pria akan berhasil membuahi wanitanya pada rentang usia ini. Secara fisik dan stamina, saat inilah puncak kesempurnaan penampilannya. Olahragawan semisal pemain bola dan atlit sprint mencapai puncak prestasinya juga pada kurun usia ini. Sejak usia 25 sampi 35 tahun, tidak ada perubahan metabolisme dalam tubuhnya.

Usia 36 – 50 tahun. Usia dimana kinerja kedua hormon tersebut mulai menurun. Sebenarnya, kapan tepatnya degenerasi hormon androgen pada pria susah dideteksi. Walau begitu efek penurunan kadar hormon testosteron dapat dilihat dari kondisi fisik, seperti tidak lagi berenergi seperti sebelumnya, loyo, ukuran tubuh membesar, gairah seksual rendah serta terancam oleh penyakit-penyakit metabolik antara lain hipertensi dan kencing manis. Dari sudut reproduksi, kemampuan fertilitas juga menurun, selain turunnya kemampuan berenang sperma untuk mencapai sel telur wanita.

Usia 50 tahun ke atas. Pada usia ini penurunan kinerja hormon mulai tampak secara signifikan. Kondisi ini disebut sebagai andropause. Pada periode ini fungsi sistem reproduksi pria turun sampai di bawah angka normal. Jumlah sperma usia 50-80 tahun hanya 75 persen dibanding pria usia 25-50 tahun. Berbeda dengan menopause pada wanita, kondisi andropause tidak berarti produksi androgen berhenti total. Tetapi harus jadi perhatian adalah kualitas sperma berubah saat pria menginjak usia 50 tahun. Bila terjadi pembuahan sel telur di usia ini, besar kemungkinan anak yang dilahirkan akan memiliki cacat bawaan atau gangguan kesehatan.

Lalu bagaimana cara menunda andropause adalah dengan diet sehat dan olahraga. Karenanya, konsumsi banyak sayuran, buah, dan biji-bijian utuh, tetap aktif dan teratur dalam berolahraga, dan tidak merokok. Kalau hal-hal tersebut kurang membantu, langkah selanjutnya tentu saja berkonsultasi dengan ahli andrologi. (mitrakeluarga.com)