KUTIM – Banjir terparah sempat melanda Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim) pada Mei 2022 lalu, khususnya di wilayah Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Banjir mencapai ketinggian 1 meter lebih.
Saat ini tepat Mei 2023 intensitas hujan yang cukup tinggi kembali terjadi. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran terjadi besar terjadi, bahkan saat ini sejumlah titik sudah tergenang banjir, termasuk di wilayah Kecamatan Sangatta Utara.
Mengurangi dampak banjir parah seperti tahun sebelumnya, Pemkab Kutim melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melakukan sejumlah upaya untuk menangani rasiko banjir tinggi.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kutim Ade Sudrajat menurunkan alat berat untuk mengeruk dan memperluas saluran air atau aliran drainase di kawasan Jalan Dayung, Desa Singa Gembara, Kecamatan Sangatta Utara. Rabu (17/5/2023).
Tidak sendiri, Ade Sudrajat terjun langsung ke lokasi tersebut bersama Camat Sangatta Utara Hasidah. Menurunkan alat berat ini disebutkan sebagai salah satu langkah pencegahan banjir sekaligus menjawab keluhan masyarakat.
“Ya, itu kita langsung menurunkan alat di beberapa titik yang alirannya terhambat. Pengerukan pakai exa (excavator),” tutur Ade Sudrajat.
Dia mengutarakan, drainase Jalan Dayung masuk dalam daftar perbaikan Pemkab Kutim tahun ini. Langkah ini dilakukan pemerintah darah juga sebagai upaya pencegahan agar bencana banjir ini tidak kembali terjadi kedepannya.
“Dengan adanya pekerjaan drainase ini nanti aliran air bisa cepat lah, tidak tersumbat kan,” ucap Ade Sudrajat.
Ia mengimbau, agar warga ikut membantu pemerintah untuk mengatasi banjir. Salah satunya dengan melakukan gotong-royong membersihkan saluran drainase di sekitar rumah atau lingkungan.
Selain itu, warga juga diharapkan agar tidak membuang sampah sembarangan. Apalagi sengaja menutup drainase dengan tujuan lain. Gotong royong dan perhatian masyarakat demikian itu merupakan bantuan nyata agar penanggulangan banjir dari Pemkab Kutim dapat efektif.
Menurut Ade Sudrajat, khusunya di wilayah Jalan Dayung terdampak banjir karena kondisi drainase kurang berfungsi. Ia menyebut sumber air deras mengalir dari kawasan road 9 Kampung Tator, Desa Singa Gembara.
Selanjutnya, air datang dari kawasan Jalan Sukarno Hatta. “Di depan SPBU Jalan Sukarno Hatta itu air juga deras dari sana, itu mengalir ke Jalan Hasanuddin dan semuanya ke Dayung. Itu sumber air yang menggenangi Dayung,” beber Ade Sudrajat.