Masalah Rumah Tangga, Jadi Celah Subur Masuknya Pengaruh Narkoba di Bontang

Admin
12 Apr 2025 13:58
Bontang 0
2 menit membaca

BONTANG – Di tengah gencarnya pemberantasan narkotika di Kota Bontang, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap temuan mencengangkan: banyak pengguna narkoba bukan terjerumus karena pergaulan, melainkan karena luka emosional yang bersumber dari dalam rumah sendiri.

Kepala BNN Bontang, Lulyana Ramdhani, menegaskan bahwa konflik internal keluarga menjadi celah paling rawan dan selama ini luput dari perhatian publik maupun aparat. Ia menyebut, sebagian besar pelaku yang diamankan BNN menunjukkan latar belakang psikologis yang terganggu akibat hubungan keluarga yang disfungsional.

“Masalahnya bukan selalu karena narkobanya dulu. Banyak yang dimulai dari rumah yang tidak sehat secara emosional—komunikasi buruk, konflik tak selesai, dan minimnya kehangatan. Itu ruang yang mudah dimanfaatkan oleh pengedar,” kata Lulyana dalam sebuah forum publik di Ballroom Hotel Tiara Surya, Sabtu (12/4/2025).

BNN kini mulai meninggalkan pendekatan konvensional semata—seperti razia dan sosialisasi bahaya narkoba—dan beralih ke strategi berbasis kesehatan mental dan penguatan peran keluarga.

Menurut Lulyana, pemulihan emosional harus menjadi pintu masuk pencegahan, karena individu yang stabil secara psikologis tidak mudah dijerat bujuk rayu narkotika.

“Pencegahan harus dimulai dari penyembuhan. Mereka yang utuh secara emosional cenderung tahan godaan. Maka, program kami kini menyentuh akar, bukan sekadar permukaan,” ujarnya.

Salah satu program andalan BNN adalah Purpose (Perpustakaan dan Pencegahan Sosial)—sebuah inisiatif yang menggabungkan literasi, edukasi anti-narkoba, dan pemulihan psikologis. Kegiatan ini akan digelar rutin tiap bulan di Perpustakaan Kota Bontang dan terbuka untuk masyarakat luas.

“Di Purpose, kami tidak hanya bicara soal bahaya zat adiktif. Kami bicara soal bagaimana menjadi orang tua yang hadir, bagaimana menciptakan ruang aman di rumah, dan bagaimana menyembuhkan luka batin tanpa obat,” jelas Lulyana.

BNN Bontang juga memperkuat sinergi lintas lembaga—mulai dari Polres, DPRD, hingga Lapas—untuk mempersempit jalur distribusi narkoba di dalam dan luar wilayah. Namun, Lulyana menegaskan bahwa pilar utama pencegahan tetap berada di ranah domestik: keluarga.

“Jangan abaikan hal-hal kecil. Rumah yang dingin secara emosional, sikap acuh, atau kata-kata yang menyakitkan—itulah celah-celah tempat narkoba menyelinap. Dari sanalah sering kali kehancuran bermula,” tegasnya.

BNN mengingatkan bahwa perang melawan narkoba bukan hanya tugas aparat, tetapi tanggung jawab kolektif setiap rumah tangga. Karena sebelum zat berbahaya masuk ke tubuh, sering kali luka batin telah lebih dulu menghuni jiwa. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x