BONTANG – Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang ayah terhadap anaknya sendiri mengundang perhatian serius dari Komisi I DPRD Kota Bontang. Wakil Ketua Komisi I, Raking, menyatakan keprihatinannya terhadap kasus tersebut, terutama karena korban yang masih berusia delapan tahun diduga menjadi korban pelecehan oleh ayah kandungnya sendiri.
Raking mengungkapkan ketidakhabisannya pikir mengenai kasus tersebut. Ia menyoroti ironi bahwa seorang ayah, yang seharusnya menjadi pelindung dan pemelihara anaknya, justru terlibat dalam perilaku tidak terpuji.
“Perlu juga dites kejiwaannya bapaknya itu, Enggak ada moralnya,” ungkap Raking dengan nada geram.
Komisi I DPRD Bontang mendorong pemerintah, terutama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, untuk meningkatkan sosialisasi kepada orang tua pelajar di sekolah sebagai upaya pencegahan. Raking berharap tindakan ini dapat mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
“Orang tua bisa diberikan pemahaman melalui sekolah-sekolah misalnya,” tambahnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DPPKB) Kota Bontang, dr. Bahauddin, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan serangkaian tes psikologi terhadap korban. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa korban mengalami trauma. Hasil tes psikologi telah diserahkan ke Polres Bontang.
“Hasilnya trauma. Makanya pelan-pelan kami damping supaya korban mau kembali berinteraksi dengan orang lain. Korban sekarang tinggal bersama ibunya,” terangnya.
UPTD PPA dari DPPKB akan terus mendampingi korban hingga perkara pelaporan dugaan pelecehan seksual selesai. Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti untuk menjerat tersangka.
“Terus kami dampingi. Baik proses hukum dan pemulihan psikologis korban,” pungkasnya. (adv)