Dewan Dorong Sosialisai Perlindungan Perempuan dan Anak untuk Tekan Kekerasan

Redaksi
19 Nov 2024 12:14
DPRD Kutim 0
2 menit membaca

KUTAI TIMUR – Mencatat lonjakan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kutai Timur (Kutim). Anggota DPRD Kutim, Asti Mazar, menegaskan perlunya langkah strategis untuk menanggulangi masalah ini, salah satunya dengan memperkuat sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) tentang Perlindungan Perempuan dan Anak.

“Perda ini harus menjadi panduan bagi masyarakat, tetapi masih banyak yang belum memahami hak-hak mereka. Sosialisasi berkelanjutan sangat penting agar masyarakat tahu langkah yang bisa diambil jika menjadi korban,” ujar Asti saat diwawancarai, Selasa (19/11/2024).

Sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kutai Timur, Asti menyoroti dampak besar kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual, khususnya terhadap anak-anak. Menurutnya, pemerintah daerah dan DPRD harus rutin mengedukasi masyarakat melalui berbagai kanal, mulai dari program langsung hingga media.

Asti menekankan bahwa DPRD tidak hanya bertugas membuat regulasi, tetapi juga harus proaktif dalam mendampingi masyarakat. “Sebagai wakil rakyat, terutama perempuan, kami harus tanggap terhadap persoalan ini. Tidak cukup hanya mendengar, kami wajib mengambil tindakan nyata,” tegasnya.

Ia juga menyoroti perlunya fasilitas seperti rumah aman (shelter) bagi korban kekerasan di Kutai Timur. Shelter tersebut, katanya, harus dilengkapi layanan pendampingan hukum dan psikologis, sehingga korban merasa terlindungi dan dapat bangkit dari trauma.

Selain berbicara soal perlindungan, Asti mengajak perempuan Kutai Timur untuk aktif dalam kegiatan yang mendorong kemandirian, seperti pengembangan usaha kecil menengah (UMKM). “Perempuan memiliki peran besar dalam memperkuat ekonomi keluarga. Dengan mendukung UMKM yang dipimpin perempuan, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih positif dan memberdayakan mereka,” paparnya.

Asti berharap kolaborasi antara DPRD, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat menciptakan Kutai Timur yang lebih ramah dan aman bagi perempuan dan anak. “Perubahan hanya akan terjadi jika semua pihak berkomitmen untuk bergerak bersama,” tutupnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x