KALTIM – Sebanyak 58 peserta yang mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Karate jenjang SMA/MA tingkat Kota Samarinda. Bertempat di Gedung Serbaguna SMP Negeri 1 Samarinda jalan Drs. H. Anang Hasyim, Air Hitam, Kota Samarinda.a
Melihat jumlah peserta yang terbilang banyak, Siti Aminah yang merupakan Sub koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter pun angkat bicara. Menurutnya, karate adalah cabang olahraga yang cukup diminati dengan peserta sebanyak 58 orang.
“Putra-putri kita dari sekolah negeri maupun swasta ikut berpartisipasi mengikuti O2SN karate, masing-masing sekolah mengirimkan 1-2 orang perwakilannya. Nantinya, yang menjadi perwakilan dari Kota Samarinda hanya 1 putra dan 1 putri saja,” jelasnya, Sabtu (3/6/2023).
Dalam penyelenggaraan O2SN 2023, cabang olahraga yang masuk kategori bela diri sangat berisiko. Akan tetapi, Disdikbud Kaltim sudah mengantisipasinya dengan mempersiapkan tenaga medis melalui induk organisasi olahraga.
“Saya katakan beresiko karena ada kategori kumite, mereka saling bertanding. Makanya kami sudah mempersiapkan tenaga medis untuk para peserta melalui induk organisasi olahraga,” kata Siti Aminah, yang mengawasi O2SN Kota Samarinda atas perintah Kepala Disdikbud Kaltim Muhammad Kurniawan.
Sementara itu, Sekretaris Forki Samarinda Padriansyah merincikan peserta yang ikut O2SN cabang olahraga karate ini antara lain 36 putra dan 22 putri. Dengan 2 kelas tanding yakni kata dan kumite. Menurutnya, peserta yang mengikuti O2SN karate ini luar biasa. Sebab, tidak gampang dua kategori itu dimainkan dalam satu atlet.
“Kategori kata itu tata gerak yang menjurus ke kesenian, kalau kumite itu kayak tarung. Lalu sistem penilaiannya jumlah kumite dan kata digabungkan untuk menentukan juara 1, 2 dan 3, yang juara 1 akan mewakili Kota Samarinda ke O2SN Provinsi Kaltim,” terangnya.
Disinggung soal cara penilaian, Ketua Dewan Wasit Karate Provinsi Kaltim Sensei Ambril membeberkan penilaiannya menggunakan Peraturan Perwasitan Karate WKF versi 1 Januari 2023. Jadi jika dulu cara penilaiannya menggunakan sistem bendera merah dan biru, sekarang ini menggunakan sistem angka.
“Apabila ada 5 juri, maka nilai angka terendah dan tertinggi itu dicoret, yang dijumlahkan hanya 3 angka saja. Lalu untuk menentukan pemenang dalam pertandingan antara biru dan merah, hitungannya selisih 8 skor. Misal merah mendapat 12 skor dan lawannya si biru 4 skor. Intinya pemenang itu ditentukan dari selisih 8 skor,” paparnya. (adv/disdikbudkaltim/li)