Overload! Kutai Timur Butuh Penambahan Sekolah Baru Jenjang SMA/SMK Negeri

Redaksi
8 Jul 2024 09:30
Kutai Timur 0
3 menit membaca

KUTAI TIMUR – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Mulyono, terus memperjuangkan upaya penambahan sekolah baru jenjang SMA dan SMK Negeri di Kutai Timur. Khususnya wilayah Sangatta Utara dan Selatan.

Pasalnya, permasalahan yang kerap dihadapi pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Kedua wilayah tersebut yakni Sangatta Utara dan Selatan kerap mengalami overload atau kelebihan peserta pendaftar dibanding kuota yang tersedia.

Sementara, jumlah sekolah SMA dan SMK yang tersedia di Kutai Timur hanya terdapat lima sekolah negeri. Yakni, SMA 1 dan SMA 2 Sangatta Utara, SMK 1 dan SMK 2 Sangatta Utara, serta SMA 1 Sangatta Selatan. Sedangkan jumlah peserta yang mendaftar hampir dua kali lipat dari kapasitas yang tersedia.

“Kami telah berkoordinasi dengan pihak provinsi (Kaltim) untuk menambah minimal dua sekolah baru, satu SMA dan satu SMK. Kalau hanya penambahan ruang kelas, masih belum mencukupi karena banyaknya siswa yang tidak tertampung,” kata Mulyono.

Mengatasi permasalahan tersebut, sambung Mulyono, pihaknya telah menerapkan sejumlah solusi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Yang mana pihaknya menerapkan jam belajar pagi dan sore, di lima sekolah yang ada.

Dengan demikian, setidaknya dapat menampung lebih dari jumlah kuota maksimal yang ada saat ini. Hanya saja, ia mengakui penerapan itu belum efektif dan masih memerlukan persiapan matang. Karena tidak didukung dengan adanya tenaga pendidik yang memadai.

“Kami juga sedang mencari kemungkinan ruang-ruang lain yang bisa digunakan sebagai ruang belajar. Namun semua ini masih dalam tahap diskusi. Kami berharap dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini,” tutupnya.

Sebagai solusi jangka panjang, Mulyono bersama pihaknya, akan mengajukan penambahan jumlah sekolah jenjang SMA dan SMK Negeri. Khsususnya di wilayah Sangatta Utara dan Selatan, yang kerap terjadi overload perserta pendaftar.

Namun, ketersedian lahan untuk membangun kedua sekolah tersebut menjadi PR tersebsar Pemerintah. Pasalnya wilayah Sangatta Utara dan Selatan masuk dalam kategori daerah padat perkotaan.

Kendala tersebut tidak menyurutkan optimisme Mulyono. Melalui kordinasi secara intens antar perangkat Pemerintah, ia meyakini upaya menuntaskan perosalan itu akan dapat diperjuangkan, dengan harapan adanya hibah lahan untuk mempercepat pembangunan.

“Saya sudah berkomunikasi dengan pihak Bappeda dan PLTR. Secara aturan dimungkinkan untuk kita siapkan lahan untuk itu. Mudah-mudahan di anggaran perubahan tahun ini bisa dibebaskan dan selanjutnya dihibahkan ke provinsi. Harapannya awal tahun depan sudah bisa dibangun sehingga masalah ini tidak terulang kembali di Kutim,” jelasnya.

Terakhir, Mulyono menerangkan, keputusan dari rencana solusi yang disampaikan ada pada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim). Sebab kewenangan sekolah jenjang SMA, SMK dan SLB menjadi tanggungjawab Pemprov Kaltim.

“Sementara untuk pendidikan keagamaan seperti Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan pesantren berada di bawah Kementerian Agama,” tambah Mulyono.

Pemkab Kutim, kata dia, bertanggungjawab atas penyelenggaraan sekolah jenjang PAUD, SD dan SMP. Hingga saat ini, proses PPDB tidak menghadapi kendala yang berarti. Seluruh proses pendaftaran berlangsung mulus dan siswa yang mendaftar telah terakomodir dengan baik. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x