Memonesia.com – Ananda Emira Moeis, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, mengambil sikap tegas terhadap masalah bullying yang dirasa semakin merajalela di berbagai lapisan masyarakat. Terutama, di lingkungan sekolah.
Ia menyoroti urgensi penanganan serius terhadap kasus bullying di Bumi Kalimantan, serta dampak negatif yang terjadi terhadap korban maupun pelaku, khususnya dalam pembentukan karakter seseorang.
“Sekali lagi saya katakan, kami tidak bisa mengabaikan kasus ini, karena dampaknya bukan hanya fisik tetapi juga mencakup aspek psikologis dan karakter korban,” ungkapnya.
Dalam menghadapi kasus bullying lanjut Ananda Moeis, semua pihak termasuk DPRD dan Pemerintah Provinsi Kaltim tidak bisa mengabaikan urgensi penanganan yang mendalam.
“Kasus bullying ini benar-benar merugikan korban. Harus ada penanganan preventif dan efektif. Kita inginkan adanya langkah untuk mencegah trauma jangka panjang yang bisa mempengaruhi kehidupan korban,” tegasnya.
Kasus bullying tegas Ananda Moeis, harus menjadi fokus utama di Provinsi Katlim. Meski penanganan kasus bullying memang tidaklah mudah, butuh berbagai langkah-langkah konkret yang harus dan terus diambil oleh pemerintah.
“Meskipun tidak mudah, kita tidak bisa menghindar dari tanggung jawab ini. Kita harus, harus, harus dan terus melakukan upaya maksimal untuk memberantas tindakan bullying,” katanya.
Ia menyampaikan keprihatinannya karena fenomena bullying masih terus terjadi secara meluas. Maka harapannya, penanganan kasus bullying tidak hanya menjadi isu sesaat yang terabaikan seiring berjalannya waktu.
Ia mendesak agar semua pihak terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari ancaman bullying, guna menjaga integritas dan kesejahteraan masyarakat Kaltim secara keseluruhan.
“Realitanya, kasus bullying masih terus berlangsung. Kita tidak bisa mengabaikan kenyataan ini. Perlu pendekatan yang lebih efektif untuk mencegah dan menangani kasus-kasus semacam ini,” tambahnya. (adv)