Pesta Adat Busang Kutim, Bentuk Rasa Syukur Panen Padi yang Melimpah

Ratusan penari Jepen saat mengisi penampilan pembuka Pesta Adat Desa Long Lees, Kecamatan Busang. (Ist)

KUTIM – Masyarakat Desa Long Lees, Kecamatan Busang, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mulai berkumpul memadati Balai Pertemuan dan Lapangan Sepak Bola, Kamis (18/5/2023). Penampilan Tari Jepen warisan kekayaan budaya setempat menjadi pembuka perayaan Pesta Adat Busang yang berlangsung meriah.

Event tersebut merupakan agenda rutin tahunan masyarakat Busang, sebagai bentuk mengekspresikan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen padi yang melimpah. Tradisi peninggalan leluhur itu sudah dipertahankan sejak dahulu hingga saat ini.

Pesta Panen 2023 kali ini dirangkai dengan berbagai macam kegiatan adat, budaya dan kesenian tradisional lokal, yang tergabung dalam Rumpun Dayak Kenyah dan Modang. Sejak pukul 09.00 Wita masyarakat telah berduyun-duyun datang dan menyaksikan berbagai kesenian lokal di lokasi penyelenggaraan kegiatan.

Sekaligus menyambut pejabat Pemkab Kutim yang hadir, yakni Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Wakilnya Kasmidi Bulang, beserta rombongan yang terdiri dari beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) serta anggota dewan.

Dengan moto Kecamatan Busang Bangkit, Plt Camat Busang Laden Sibarani memohon kepada pemkab agar dapat menyokong pengembangan wisata budaya dan wisata air di Busang. Mengingat sangat penting ketika Kalimantan Timur (Kaltim) pada umumnya akan menjadi Penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Sehingga Busang tidak tertinggal dari daerah lainnya,” katanya.

Dia juga meminta kepada pemkab, segera merealisasikan pembangunan jembatan beton yang membentang di atas Sungai Atan, yang berada di pusat Kecamatan. Pihaknya juga berharap sinergitas antara pemkab dan perusahaan yang beroperasi di Busang, dapat membuat jalan tembus ke Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Sehingga Busang tidak lagi menjadi kecamatan terujung dan terisolasi.

“Tentu memudahkan perjalanan ke Kukar, sekaligus menuju kawasan IKN,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyatakan, Pesta Panen ini ke depannya dapat diagendakan lagi. Kalau perlu dapat digelar lebih dari satu hari, dengan menampilkan berbagai kegiatan, lomba kebudayaan dan menjadi event nasional.

“Sehingga setiap pekannya di Kutim selalu ada event kebudayaan dan pariwisata yang digelar berkelanjutan,” imbuhnya.

Terkait usulan yang disampaikan Plt Camat Busang Laden Sibarani, dia memastikan pembangunan jembatan yang dimaksud sudah masuk dalam rencana pemkab. Diharapkan segera masuk dalam program kerja pemkab, setelah pembangunan Jembatan Sepaso dan Telen.

Ardiansyah juga mengisyaratkan bahwa penerimaan devisa negara yang kedua, berasal dari sektor pariwisata. Sehingga dengan modal kebudayaan yang masih kental di Busang, tidak ada alasan untuk tidak bisa mengembangkan sektor pariwisata bidang kebudayaan.

“Tapi, dibutuhkan persiapan yang matang. Sehingga pemerintah daerah (pemda) juga bisa memberikan dukungan ruang dan waktu,” sebutnya.

Dengan demikian, Busang dapat menjadi salah satu destinasi budaya yang akan membangkitkan sektor kuliner, UMKM dan home industry, yang melayani wisatawan maupun investor yang akan menanamkan modal di Busang.

“Peluangnya sudah ada. Tinggal dimaksimalkan dan dibuat perencanaan sebaik-baiknya,” tutupnya.

Untuk diketahui, berbagai kegiatan seni dan budaya telah mengisi Pesta Panen Busang. Di antaranya Tarian Hudoq (Makhluk dari Khayangan) dari Desa Long Bentuk. Ya, tarian ini mempunyai makna untuk menjaga tanaman padi agar bisa subur di musim depan. Ada pula Tari Anyaman dari Desa Mekar baru, Tari Datun Julud dari Desa Rantau Sentosa dan Tarian Bersama.

Sedangkan acara ditutup dengan penyerahan hasil panen dari masyarakat Busang kepada rombongan bupati, berupa beras baru hasil panen yang disiapkan dalam Kendan, sebagai wujud suka cita kepada Tuhan Yang Maha Esa. (*)