KALTIM – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) tengah mempersiapkan pembangunan rumah sakit tipe A yang akan dibangun di kawasan utara, antara Kabupaten Kutai Timur dan Berau. Rencana ini merupakan bagian dari upaya pemerataan layanan kesehatan di wilayah perbatasan yang selama ini minim akses terhadap fasilitas kesehatan berkualitas. Meskipun lokasi tepatnya masih dalam tahap kajian, arah pembangunan rumah sakit besar ini sudah jelas.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menjelaskan bahwa pembangunan rumah sakit ini bertujuan untuk memastikan masyarakat di daerah perbatasan juga mendapatkan layanan kesehatan yang setara dengan daerah lainnya. “Tujuan utamanya adalah pemerataan layanan kesehatan, supaya masyarakat di wilayah perbatasan dapat merasakan fasilitas kesehatan kelas satu,” ungkap Seno Aji.
Selain rumah sakit tipe A, Pemprov Kaltim juga berencana membangun rumah sakit tipe C di Kabupaten Kutai Barat. Rumah sakit tipe C ini akan menjadi pusat layanan kesehatan di pedalaman dan diharapkan dapat menjadi rujukan bagi masyarakat setempat.
Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah kekurangan tenaga medis di daerah tersebut. Hingga saat ini, Kaltim tercatat kekurangan sekitar 1.420 dokter dan 1.000 tenaga kesehatan lainnya. Mengingat hal ini, Pemprov Kaltim bergerak cepat dengan mengambil langkah strategis untuk mengatasi kekurangan tersebut.
Salah satu langkah yang diambil adalah program beasiswa penuh bagi mahasiswa kedokteran lokal dengan sistem ikatan dinas. “Mahasiswa asal Kutai Barat, misalnya, setelah lulus dari fakultas kedokteran, harus kembali dan mengabdi di kampung halamannya,” tambah Seno Aji. Program ini difokuskan pada daerah-daerah terpencil, bukan kota besar seperti Balikpapan yang fasilitas kesehatannya sudah cukup.
Pemprov Kaltim menargetkan pembangunan enam hingga tujuh rumah sakit baru dalam tiga tahun ke depan, dengan fokus utama di wilayah utara dan pedalaman. Untuk mempercepat pemenuhan tenaga medis, Pemprov juga bekerja sama dengan sejumlah universitas besar seperti UGM, UI, dan UNS, serta memperkuat pendidikan kedokteran di Universitas Mulawarman (Unmul) dan Universitas Balikpapan (Uniba).
Tak hanya untuk jenjang S1, beasiswa ini juga mencakup pendidikan hingga spesialisasi, yang seluruh biayanya akan ditanggung oleh Pemprov Kaltim. Syarat utama program ini adalah para dokter dan tenaga medis tersebut harus kembali dan mengabdi di daerah asal mereka.
“Kami ingin agar dokter-dokter lokal Kaltim yang nantinya menangani masyarakat Kaltim. Pelayanannya harus merata dan berkualitas,” tutup Seno Aji.
Tidak ada komentar