Nidya Listiyono Sebut Produk Ekspor di Kaltim Cukup Besar Mencakup Berbagai Sektor

Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Nidya Listiyono. (Ist)

Memonesia.com – Ketua Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono menyebut, ada banyak sekali produk andalan Kaltim yang bisa dikelola. Asalkan, benar-benar dikembangkan dan dijalankan dengan baik. Contohnya seperti sarung dan beberapa kerajinan lainnya. Bahkan, ada produk unggulan di Bumi Etam yang pernah meraih kesuksesan dan berjaya, salah satu contohnya seperti rotan. Meskipun saat ini stok rotan semakin menipis seiring berjalannya waktu.

Pada dasarnya, kata dia, potensi ekspor di Kaltim cukup besar dan mencakup berbagai sektor. Hanya saja, branding-branding dari produk ini belum dilakukan secara maksimal. Dalam arti, masih kurang atau minim. Padahal, mengembangkan potensi ekspor ini perlu dilakukan dengan serius. Khususnya, memperkuat branding produk-produk yang akan dipasarkan. Sehingga, produk-produk di Kaltim ini dapat bersaing secara kuat di pasar internasional.

“Kan tujuannya begitu. Misalnya, produk manufaktur itu seperti pakaian. Lalu, produk kreatif seperti kerajinan itu kayak sarung,” ujarnya, (27/10/2023).

Selain itu, di produk makanan pun juga ada. Ia menjelaskan bahwa sebetulnya Kaltim punya peluang yang besar dengan memproduksi beras berkualitas tinggi. Sayangnya, sebagian besar beras yang dikonsumsi masih diimpor dari luar daerah. “Kita punya beras yang enak dan harganya mahal, akan tetapi belum terbranding secara powerfull. Akhirnya, kita tidak pernah punya merk beras sendiri. Misalnya beras Kaltim, tidak punya kita. Kita masih menggunakan merk umum,” terangnya.

Karenanya, perlu upaya untuk membranding produk-produk ini secara kuat agar memiliki daya saing di pasar ekspor. Caranya, dengan menaikkan value, kualitas dan produksinya. “Ini dinamakan strategi marketing. Ya begitu memang kalau profit kita mau dinaikkan. Kita harus naikkan value, produksi dan kualitasnya juga dinaikkan dong. Saya pikir semua tinggal masalah waktu saja. Hari ini saya minta ayo dong pengusaha, produknya dibranding,” pintanya. (adv)