Modus Pura-Pura Sakit Ayan, Empat Spesialis Pencurian Dalam Angkot Dikerangkeng

SR (kiri) ketika menunjukan ‘akting’ sakit ayan saat melancarkan aksinya di dalam angkot, Jumat (9/10). (Tribun Jakarta/Dwi Putra Kesuma)

MEMONESIA.COM – Empat pria kawanan copet antar kota antar provinsi (AKAP) yang selalu membawa jimat kini meringkuk di tahanan usai gagal beraksi di dalam angkutan kota (Angkot) yang melintas di Jalan Siliwangi, Pancoran Mas, Kota Depok.

Total ada empat pelaku dalam kawanan ini yakni berinisial SR (38), HE (35), EI (44), dan SA (43) yang memiliki perannya masing-masing.

Adapun modus pelaku di kelompok ini yakni pura-pura sakit ayan (epilepsi) untuk mengelabui korban serta penumpang lainnya di dalam angkot.

“Memang mereka ini spesialis pencurian dalam angkot dengan modus berpura-pura sakit ayan,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Wadi Sabani, saat memimpin ungkap kasusnya, Jumat (9/10/2020).

Dari ke-empat pelaku ini, Wadi berujar SR lah yang berperan untuk berpura-pura sakit ayan.

“Yang ini (SR) yang berpura-pura sakit,” timpalnya lagi.

Kepada Wadi, SR mengakui dirinya hanya mengeluarkan air liurnya dan menggerakan ke-dua tangannya seolah seperti kejang-kejang.

“Saya cuma mengeluarkan air liur dan tangannya gini pak (kejang-kejang),” kata SR menunjukan ‘akting’ sakitnya tersebut.

Kendati demikian, Wadi menuturkan bahwa para pelaku terancam dijerat Pasal 363 KUHP tentang tindak pidana pencurian, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

“Para pelaku kami sangkakan Pasal 363 KUHP, ancaman kurungan penjara  lima tahun lamanya,” ujarnya.

Selalu Bawa Jimat

Wadi menuturkan, dari sejumlah barang bukti yang diamankan, ada benda yang diduga adalah jimat dari tangan para pelaku.

Pantauan TribunJakarta.com, dari sejumlah benda yang diduga jimat, terdapat dua carik kertas berwarna coklat dengan huruf arab dan gambar siluet seperti hewan rusa di bagian tengah kertas.

“Yang ini punya siapa? Apa ini? Dapat darimana kamu?,” kata Wadi pada empat pelaku.

Kepada Wadi, HE mengakui bahwa kertas coklat tersebut merupakan jimat kulit rusa untuk ‘keselamatan’ dirinya.

HE menjelaskan, jimat kulit rusa ini ia peroleh dari orang tuanya ketika bekerja di perusahaan travel.

“Katanya, biar lancar rezekinya, biar selamat. Saya bawa saja terus (selama beraksi),” ucapnya.

Selain itu, pelaku HE juga membawa tali pocong yang digunakannya sebagai jimat.

HE mengakui bahwa tali tersebut adalah tali pocong yang diperolehnya dari seorang rekanannya.

HE mengklaim, tali pocong ini berguna untuk membawa ‘keselamatan’ bagi dirinya.

“Biar selamat, ini dikasih pak. Tali pocongnya asli, katanya ini tali pocong belum dimakamkan masih di pulasara, diikat terus digunting, itu sisaan katanya,”tuturnya mengakui.

Bahkan, HE mengaku sudah enam tahun dirinya menyimpan tali pocong tersebut, dan selalu dibawa kemanapun ia pergi.

“Sudah enam tahun saya punya tali pocong ini, selama itu saya selamat,” bebernya.

Namun kendati telah membawa sejumlah jimat, kawanan copet jaringan AKAP ini tetap meringkuk di penjara usai aksinya dipergoki sopir angkot.

Artikel ini telah terbit di jakarta.tribunnews.com dengan judul: Begini ‘Akting’ Copet AKAP di Depok yang Berpura-Pura Sakit Ayan Ketika Beraksi