KALTIM – Kekayaan budaya dan tradisi di Kaltim, memang sangat melimpah dan beragam, namun itu akan terancam punah di masa mendatang apabila generasi penerus justru tidak mengenalinya.
Melalui kegiatan jejak budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltim berupaya mempertahankan kelestarian budaya, adat dan tradisi. Khususnya diwilah Kaltimantan Timur.
Baca Juga : Disdikbud Ajak Puluhan Pelajar SMA/SMK Se-Kaltim Perduli Kelestarian Cagar Budaya
Kepala Disdikbud Kaltim Muhammad Kurniawan menerangkan jejak budaya merupakan agenda rutin tiap tahunnya. Salah satu tujuan utamanya yakni memperkenalkan keberagaman budaya dan tradisi kepada generasi penerus bangsa.
Di tahun ini, sambung Kurniawan, jejak budaya se-Kaltim dilaksanakan di Kabupaten kutai Kartanegara, dengan melibatkan guru dan siswa-siswi. Yang terdiri dari 40 orang siswa-siswi dan 10 orang guru pendamping.
“Mengenal, memahami, dan menghormati keberagaman budaya adalah langkah penting demi mewujudkan keharmonisan hidup dalam masyarakat,” ungkap Kurniawan.
Kurniawan menyebut, keberagaman itu sudah sepatutnya diperkenalkan ke generasi muda dan salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan kegiatan jejak tradisi daerah.
Kendati begitu, dia berharap jejak tradisi daerah bisa memberikan pemahaman ke generasi muda saat ini soal kebudayaan daerahnya sendiri. Dalam kegiatan jejak tradisi daerah itu, pemahaman banyak dilakukan dengan mengajak peserta dalam menggali informasi dan melihat langsung tradisi daerah yang masih ada.
“Sehingga, peserta bisa memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” beber Kurniawan.
Terkait jejak tradisi daerah sendiri merupakan perjalanan dengan mengunjungi tempat-tempat atau objek budaya yang masih dilakukan seluruh masyarakat secara tradisional. Misalnya, kerajinan tenun serat daun doyo, kerajinan tenun badong tencep, tumpar, anyaman rotan, tusuk manik, dan permainan rakyat Kutai yaitu gasing.
Baca Juga : Resmi! Tujuh Kebudayaan Kaltim Masuk Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2022
Pihaknya berharap, dari kegiatan itu bisa muncul kecintaan dari generasi muda atau siswa terhadap kebudayaan daerah dan nilai-nilai budaya positif sebagai acuan dalam berperilaku dan proses pembentukan identitas diri.
“Oleh sebab itu, saya berharap para siswa dan guru bisa mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya,” tambah Kurniawan.
Pun dia berharap, gelaran jejak tradisi daerah bisa turut membuat semua pihak paham atas kebudayaan daerah yang majemuk. Misalnya sebagai modal dan kekayaan bangsa untuk membentuk jati diri. Sekaligus memperkenalkan tradisi daerah ke generasi muda. (adv/disdikbudkaltim/lm)
No Comments