Kader HMI Cabang Sangata saling bahu-membahu melakukan penggalangan dana untuk korban gempa di Sulbar. (istimewa)
MEMONESIA.COM – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sangata, melakukan penggalangan dana untuk membantu korban gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar).
Ketua Umum HMI Cabang Sangata Ashan Putra P mengatakan, sebagai manusia dan makhluk sosial tentu memiliki rasa empati atas peristiwa di Sulbar.
“Paling tidak, dengan penggalangan dana ini bisa membantu saudara kita yang menjadi korban,” ucapnya, Jumat (15/01).
Meski cuaca mendung, tak menyurutkan semangat para kader HMI Cabang Sangatta untuk menggalang dana. Namun tetap mengedepankan sisi kemanusiaan.
Pria ramah senyum itu juga memberikan doa agar masyarakat di Sulbar tetap diberi ketabahan, dan selalu semangat atas peristiwa ini.
“Dibalik peristiwa tentu ada yang direncanakan tuhan. Sebagai manusia kita hanya bisa saling peduli dan membantu sesama makhluk sosial,” tuturnya.
Tak hanya komisariat yang ada di Sangatta, Komisariat Bontang HMI Cabang Sangatta juga melakukan hal serupa.
Koordinator Galang Dana Sadli Muhammadiyah menyampaikan, yang bisa dilakukan mahasiswa seperti ini adalah menjadi perpanjangan tangan masyarakat yang mau memberikan batuan kepada korban bencana alam. Baik gempa di Sulbar dan banjir Kalimantan Selatan.
Menurutnya, kegiatan ini juga adalah panggilan kemanusiaan sebab menyadari bahwa makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, dan bersama-sama bermanfaat untuk sesama.
Ia juga menyebut, HMI tidak hanya bisa berdemo yang kadang dianggap anarki dan tidak beretika, akan tetapisemua itu, kata dia, karena kondisi yang menginginkan.
“Kegiatan kemanusiaan seperti galang dana untuk setiap bencana adalah bagian dari tugas dan tanggung jawab kami sebagai kader HMI,” tuturnya.
Ia berharap, aksi ini bisa membantu masyarakat yang tertimpah musibah. Mampu meringankan beban mereka yang kehilangan keluarga dan harta bendanya.
Diketahui, pada Jumat (15/1) dini hari, Majene diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2. Akibat bencana alam ini, bangunan dan fasilitas umum roboh. Data dari Basarnas, delapan orang sudah dinyatakan meninggal dunia, 637 luka-luka, dan ribuan orang mengungsi. (*)