Panen 5,5 Ton Padi, Joni Apresiasi Poktan Borneo Organik Sehat Sejahtera

Ketua DPRD Kutim Joni bersama Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat melakukan panen padi. (Ist)

KUTIM – Ketua DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Joni, mengikuti panen padi organik di lahan seluas 30 hektare, yang terbagi menjadi lahan konferensi 25 hektare dan lahan organik 5 hektare oleh Petani mitra binaan CSR PT PAMA Nusantara Distrik Indo Kelompok Tani (Poktan) Borneo Organik Sehat Sejahtera, Kecamatan Teluk Pandan. Acara panen tersebut berlangsung di Jalan Poros Desa Teluk Pandan, Kecamatan Teluk Pandan, Senin (12/6/2023).

Budidaya padi organik adalah teknik budidaya padi yang berorientasi pada pemanfaatan bahan-bahan alami (lokal) tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintesis. Penggunaan pestisida kimia dan pupuk kimia dalam dalam budidaya padi organik diganti dengan pemakaian pestisida dan pupuk organik, sehingga pertanian organik tidak lagi mengandalkan pestisida kimia semata tetapi menggunakan pestisida hayati.

“Ini luar biasa apa yang dilakukan oleh Poktan Borneo Organik Sehat Sejahtera atas pencapaian hasil panen padi organik selaras apa yang disampaikan Presiden dalam rangka program ketahanan pangan,” ujar Joni usai mengikuti panen.

Joni mengapresiasi apa yang dilakukan oleh para petani yang mampu mengembangkan budidaya padi organik dan bisa menghasilkan padi sekitar 5,5 ton per hektare. Pihaknya akan berusaha untuk mengalokasikan anggaran pada APBD Perubahan tahun ini. Sebenarnya, untuk sektor pertanian secara keseluruhan, legislatif telah mengucurkan anggaran, sebagai salah satu upaya mendukung ketersediaan pangan di Kutai Timur.

Joni mendorong agar petani-petani lainnya untuk melirik sektor padi organik. Dirinya mengatakan, padi organik menawarkan berbagai keunggulan yang luar biasa.

“Selain sangat baik bagi kesehatan untuk dikonsumsi, padi organik juga memberi dampak yang positif pada lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan Poktan Borneo Organik Sehat Sejahtera Syahroni mengatakan di musim tanam ini, dirinya berserta rekannya yang menanam padi di lahan 30 hektare dibagi menjadi lahan konferensi 25 hektare dan lahan organik 5 hektare.

“Panen padi kali ini 5,5 ton per hektare. Alhamdulillah hasil padi organik Poktan Borneo Organik Sehat Sejahtera ini juga dibawa ke Penas KTNA di Padang untuk dipasarkan. Mudah-mudahan hasil padi dari Kutim ini bisa dikenal se-Indonesia,” ucap Syahroni.

Dirinya berharap, ASN dan karyawan perusahaan-perusahaan yang ada di Kutim bisa diarahkan untuk membeli hasil padi organik dan mengonsumsinya, ataupun ke depannya Poktan ini dibantu untuk pemasarannya oleh Pemkab Kutim.