Masif Sosialisasikan UKS dan Peduli Stunting, Disdikbud Kaltim Gandeng BKKBN RI

KALTIM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltim baru saja menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dan Sosialisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sekaligus peluncuran Pelajar Penting (Peduli Stunting), yang dilaksanakan secara luring dan daring, di Hotel Grand Senyiur Balikpapan, Jumat (4/11/2022). Agenda itu dibuka Gubernur Kaltim diwakili Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kaltim Sri Wahyuni.

Pembukaan Rakor dan Sosialisasi UKS ditandai dengan pemukulan gong oleh Sekdaprov Kaltim. Sementara launching Pelajar Penting (Peduli Stunting) ditandai dengan penyerahan logo pelajar penting peduli stunting dari Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN RI, Bonivasius Prasetya Lethtiarto, kepada Sekdaprov Kaltim Sri Wahyuni.

Baca Juga : Jejak Budaya Daerah Se-Kaltim Jadi Sarana Disdikbud Kaltim Perkenalkan Keanekaragaman Tradisi

Dalam arahannya, Sri Wahyuni pun turut mengapresiasi Disdikbud Kaltim termasuk kepala sekolah, para guru yang peduli stunting. Harapannya melalui rakor ini saling memberikan informasi. Dengan tujuan untuk menetapkan dan memantapkan peran dan tanggung jawab dinas/instansi terkait, yang tergabung dalam tim pembina dan tim teknis UKS Provinsi Kaltim tahun 2022. Salah satu fokusnya adalah memaksimalkan pendidikan kesehatan melalui UKS.

“Ini penting dilakukan karena sekolah merupakan bagian dari tatanan masyarakat, siswa dan semua pihak di sekolah adalah satu kesatuan komunitas yang perlu dibina dari segi kesehatan. Dan yang sangat penting harus ada agen perubahan dalam mengimplementasikan UKS di sekolah,” ujar Sri Wahyuni.

Di samping itu, pemerintah berharap dalam program peningkatan peran UKS dapat terus terlibat bukan hanya kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan, serta peserta didik. Namun tentunya diperlukan keterlibatan komite sekolah, masyarakat setempat dan Puskesmas.

“Sehingga kita mampu meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik, dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Serta menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat. Sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis peserta didik,” jelasnya.

Sementara itu, Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN RI Dr Bonivasius Prasetya Lethtiarto, mengatakan program dalam penurunan stunting terus dilakulan. Walaupun begitu, jangan sampai target penurunan 14 persen tercapai, tetapi muncul lagi kasus yang baru, kalau anak-anak remajanya tidak paham bahaya stunting.

“Jadi kegiatan kita ini lebih kepada preventif pencegahan, jangan sampai nanti setelah 14 persen tercapai muncul lagi, Kkarena mereka tidak paham akan ancaman stunting. Semua harus direncanakan, artinya pernikahan harus direncanakan, kehamilan harus direncanakan,” tuturnya.

Baca Juga : Disdikbud Kaltim Turut Berperan Turunkan Angka Stunting Lewat Sosialisai Pelajar SMA

“Kita punya program elektronik siap nikah, siap hamil untuk calon pengantin. Mereka yang akan menikah akan dicek lingkar lengannya. Kesehatannya baik yang pria maupun perempuan. Kalau memang belum siap hamil, maka harus ditunda, dan pernikahannya masih diperbolehkan,” urainya.

Menambahkan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim Muhammad Kurniawan mengatakan, UKS merupakan suatu program yang sangat penting dalam mewadahi para pelajar agar bisa menjaga kesehatan. Sehingga terwujud pelajar yang sehat lahir dan bathin dan membebaskan Kalimantan Timur dari stunting.

“Kita harapkan SDM Kaltim semakin berkualitas untuk membangun daerah yang kita cintai,” tandas Kurniawan. (adv/disdikbudkaltim/lm)