Salah satu pabrik tahu tempe di Bontang mengalami kerugian hingga Rp 30 juta perbulan. Gara-garanya harga bahan baku kedelai mengalami kenaikan yang cukup signifikan. (Fajri Sunaryo/memonesia.com)
BONTANG – Harga kedelai mengalami kenaikan. Akibatnya, pengusaha tahu tempe di Bontang turut menaikkan harga hasil produksi.
“Karena bahan bakunya naik, jadi harga produksi juga kami naikan,” kata Mudawam, Kepala Produksi Industri Kecil salah satu pabrik tahu tempe di Bontang.
Biasanya pengusaha menyuplai bahan baku dari Samarinda. Saat ini harga kedelai mencapai Rp 490 ribu, sebelumnya Rp 360 ribu per-karung berisi 50 kilogramm.
Atas kenaikan harga bahan baku ini pula omsetnya turut anjlok. Tak main-main, kerugian mencapai Rp 30 juta perbulannya.
“Kenaiakan harga bahan baku ini sejak pandemi. Kami harus memutar otak agar produksi tetap berjalan,” tuturnya.
Menaikkan harga hasil produksi tahu tempe menjadi jalan satu-satunya. Paling tidak bisa menutupi biaya pengiriman bahan baku.
Mudawam menjelaskan, sebelumnya tahu dijual Rp 80 ribu per-kaleng, kini Rp 85 ribu. Pun tempe, yang awalnya Rp 8 ribu, sekarang dijual Rp 9 ribu.
Bahkan, ia mengaku akan mengurangi ukuran produksi jika keadaan belum stabil. (Fajri Sunaryo)