Pesan via WhatsApp Harianto dengan murid di Pasangkayu. (int)
SULAWESI BARAT – Himbauan pemerintah belajar di rumah bagi anak sekolah PAUD hingga SMA, sudah dilaksanakan beberapa bulan terakhir. Para guru dan murid biasanya berinteraksi via pesan singkat, video call dan lain sebagainya.
Masa pandemi Corona Covid-19 ini berbagai cerita tentang sekolah online pun mewarnai linimasa media sosial. Salah satunya kisah unik di Sulawesi Barat. Mengumpulkan tugas dan berbagai materi pelajaran melalui pesan singkat di WhatssApp selama 3 bulan lamanya.
Rupanya guru dan murid ini berbeda sekolah, bahkan berbeda kabupaten. Sang guru yang diketahui bernama Harianto Andi Ma’tu baru menyadari ketika sang murid mengklarifikasi nama sang guru. Namanya pun berbeda dengan dirinya. Guru yang sebenarnya merupakan rekan kerja Harianto.
Kisah ini bermula saat Harianto Andi Ma’tu guru siswa kelas 7 IPA, di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Sang murid mengumpulkan tugas pertamanya, ia juga mengecek nama dan alamat. Namun ia bingung dengan alamat yang ditulis sang murid. Harianto pun berpikir sang murid hanya salah tulis alamat.
Sang murid juga menyapa Harianto dengan panggilan ‘Bu’, padahal seharusnya menggunakan ‘Pak’. Namun, Harianto masih memaklumi karena mungkin belum kenal. Pada bulan Agustus sang murid mengirimkan tugas ke-2, tetapi sang murid masih memanggilnya dengan sebutan ‘Bu’. Ia pun menjelaskan namanya berharap disapa dengan panggilan ‘Pak’.
Harianto mulai curiga saat sang murid tak pernah membahas aplikasi belajar online. Padahal, tugas dan modul ada disana. Namun, dilain sisi ada seorang anak dengan nama mirip sudah mengirimkan tugas pekanan dari aplikasi. Masih sama, ia pun tetap disapa Bu oleh sang murid.
Harianto Andi Ma’tu pun terus mencantumkan nama lengkapnya agar sang murid bisa memanggilnya dengan sebutan ‘Pak’. Hingga 24 September 2020, sang murid mengklarifikasi nama gurunya.
“24 September 2020, ananda kembali bertanya perihal tugasnya dan mengklarifikasi nama gurunya, dengan Ibu U?” ujar Harianto di laman Facebooknya, 25 September 2020.
Setelah sang murid mengonfirmasi nama sang guru, Harianto baru menyadari bahwa muridnya berasal dari sekolah yang berbeda. Ia memeriksa kembali tugas yang sudah sang murid kumpulkan. Saat ditelusuri, di catatan lembar tertulis nama dan nomor ponsel berbeda, bukan milik guru SMP Budong-Budong.
“Astaga, baru sadar ananda sepertinya bukan siswa dari sekolah kami. Saya kembali periksa foto jawaban modul yang telah dikirimkannya. Pada foto pertama tak ada yang aneh (kecuali alamat tadi), pada foto modul tugas ke 2 dan 3, saya perhatikan pada catatan lembar tertulis nama dan nomor ponsel berbeda, bukan milik saya (benar bahwa ananda bukan siswa kami). Tertulis nama dan nomor adik kelas, teman, rekan saya di kabupaten tetangga.” ujar Harianto di laman Facebooknya, 25 September 2020.
Dalam lembar tersebut, tertulis nama rekan guru lain yang berbeda sekolah bahkan berbeda kabupaten. Murid berasal dari Pasangkayu, Sulawesi Barat. Sedangkan, Harianto berasal dari Mamuju Tengah. (berbagai sumber)