MEMONESIA.COM – Sebuah studivmengejutkan yang dipublikasikan di Harvard Dataverse mengungkap tuduhan serius: Israel disebut telah “menghilangkan” sedikitnya 377.000 warga Palestina sejak dimulainya kampanye militer terhadap Jalur Gaza pada 2023 — jumlah yang mengejutkan, mencakup hampir 1 dari 5 penduduk Gaza, dan setengahnya diyakini adalah anak-anak.
Laporan tersebut disusun oleh Profesor Israel, Yaakov Garb, dan dilansir oleh The Cradle pada Rabu, 25 Juni 2025. Ia menggunakan analisis data spasial untuk memetakan dampak penghancuran sistematis oleh militer Israel yang menyebabkan penurunan drastis populasi di wilayah padat tersebut.
Menurut laporan, sebelum serangan besar-besaran dimulai, populasi Gaza tercatat sekitar 2,227 juta jiwa. Kini, jumlah itu menyusut hingga 1,85 juta, dengan lebih dari 377.000 warga yang keberadaannya tidak diketahui — hilang, terbunuh, atau tidak tercatat. Jumlah ini setara dengan 17 persen populasi Gaza.
Profesor Garb menegaskan bahwa angka resmi korban tewas sebanyak 61.000 adalah “jauh di bawah kenyataan,” karena ribuan korban lain masih terkubur di bawah reruntuhan atau tidak pernah tercatat secara formal.
Tak hanya itu, laporan ini juga menyoroti kritik keras terhadap Gaza Humanitarian Foundation (GHF) — sebuah mekanisme distribusi bantuan yang didukung AS dan Israel, namun dituding sebagai alat kontrol ketimbang misi kemanusiaan.
“Tempat bantuan ini tidak mencerminkan prinsip kemanusiaan sejati. Mereka lebih mencerminkan logika kontrol dan manipulasi. Menyebutnya ‘pusat distribusi bantuan’ adalah kesalahan besar,” ujar Garb dalam laporan.
PBB sebelumnya juga mengecam GHF, menyebutnya sebagai upaya yang terselubung untuk mendorong pemindahan paksa warga Palestina. Sejak mulai beroperasi pada 26 Mei 2025, GHF bahkan dikaitkan dengan tewasnya ratusan warga sipil Palestina yang sedang mengantre bantuan, akibat serangan pasukan Israel.
Studi Garb bukan satu-satunya yang memperingatkan bahwa jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi dari laporan resmi. Pada Januari 2025, jurnal medis terkemuka The Lancet menyebut bahwa sekitar 41 persen korban tewas tidak pernah tercatat selama sembilan bulan pertama perang. Studi itu juga mengungkap bahwa lebih dari 59 persen korban adalah perempuan, anak-anak, dan lansia.
Bahkan, sejak pertengahan 2024, The Lancet telah memperkirakan bahwa total korban tewas akibat agresi Israel ke Gaza bisa mencapai antara 149.000 hingga 598.000 jiwa — angka yang bila terbukti benar, mencerminkan salah satu tragedi kemanusiaan terbesar abad ini.
Tidak ada komentar