5 Kecelakaan Pesawat Terburuk di Indonesia

Ilustrasi Kecelakaan Pesawat

MEMONESIA – Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 masih meninggalkan duka yang mendalam hingga saat ini. Pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak itu diperkirakan terjatuh di antara Pulau Laki dan Lancang.

Pesawat yang diproduksi pada tahun 1994 itu membawa total 62 orang penumpang yang terdiri atas 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, dan 12 kru pesawat.

Sejatinya, moda transportasi Pesawat merupakan transportasi dengan tingkat kecelakaan terkecil hingga saat ini. Namun, transportasi udara memiliki risiko paling tinggi jika terjadi kecelakaan.

Berikut daftar 5 kecelakaan pesawat terburuk yang pernah terjadi di Indonesia, berdasarkan dari jumlah korban yang dinyatakan meninggal dunia.

1. Garuda Indonesia Airbus A3000-B4 (1997)

Pesawat Garuda Indonesia Airbus A300-B4 jatuh dan terbakar di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 26 September 1997. Pesawat dengan nomor penerbangan GA 152 itu membawa 222 penumpang dan 12 awak pesawat.

Korban tidak hanya berasal dari warga dalam negeri, tetapi juga warga negara asing (WNA). Diketahui dua warga Inggris, satu warga Perancis, enam warga Malaysia, empat warga Jerman, dua warga Amerika Serikat, dan dua warga Kanada tewas dalam peristiwa ini.

Peristiwa yang menewaskan 234 orang itu merupakan kecelakaan pesawat terburuk di Indonesia. Hal ini dikarenakan tingginya angka korban yang meninggal.

2. Lion Air JT-610 (2018)

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jatuh di area perairan Karawang, Jawa Barat, sesaat setelah terbang dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pangkal Pinang pada 29 Oktober 2018.

Pesawat jenis Lion Air Boeing 737 MAX tersebut dikemudikan Kapten Pilot berkebangsaan India, Bhavye Suneja yang berusia 31 tahun. Sementara kopilot adalah Harvino, warga negara Indonesia.

Sebanyak 189 orang menjadi korban yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, serta 5 kru.

3. Air Asia QZ8501 (2014)

Kecelakaan yang menimpa AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501. Pesawat yang terbang dari Juanda Surabaya menuju Changi Airport Singapura terjun ke perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak dengan air traffic control (ATC) pada pukul 07.24 waktu Singapura. Pesawat Airbus A320-200 dengan nomer registrasi PK-AXC mengangkut 154 penumpang dan 8 kru.

Berdasarkan hasil penyelidikan KNKT, pesawat sudah empat kali mengalami gangguan sebelum akhirnya jatuh. Tidak ada korban selamat dalam kejadian ini. Sebanyak 162 orang yang terdiri atas 154 penumpang dan delapan awak pesawat dinyatakan tewas.

4. Silk Air 185 (1997)

Tiga bulan setelah kecelakaan Garuda Indonesia di Buah Nabar, kecelakaan pesawat kembali terjadi.

Pesawat Silk Air dengan nomor penerbangan 185 terjatuh di Sungai Musi, Palembang, pada 19 Desember 1997. Akibat peristiwa itu, sebanyak 104 jiwa melayang.

Pesawat dengan rute Jakarta-Singapura ini terjatuh setelah pesawat secara mendadak menurunkan ketinggian terbang.

Setelah penyelidikan dilakukan, sang pilot diketahui melakukan bunuh diri dengan menjatuhkan pesawat yang dikemudikannya.

Pilot yang menerbangkan pesawat itu diketahui mengalami berbagai permasalahan terkait pekerjaan dan ekonomi.

5. Adam Air KI-574 (2007)

Pesawat Adam Air dengan nomor penerbangan KI 574 Surabaya-Manado jatuh di Selat Makassar pada 1 Januari 2007. Pesawat Boeing 737-400 buatan 1990 itu mengangkut 102 penumpang yang terdiri dari 96 penumpang dan 6 kru. Kotak hitam atau black box ditemukan di laut pada kedalaman 2000 meter pada 28 Agustus 2007.

Kecelakaan ini terjadi akibat cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu sistem navigasi inersia (IRS), dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat. Hal ini disampaikan oleh KNKT setelah dilakukan penyelidikan.

Pada saat itu, pemerintah bahkan sempat mengadakan sayembara bagi siapa saja yang bisa menemukan di mana bangkai pesawat beserta penumpang yang ada di dalamnya.