Memonesia.com – Sempitnya pengetahuan dan pengalaman generasi milenial tentang dunia pertanian membuat banyak generasi muda enggan terjun ke sector ini. Bahkan, Sebagian banyak menilai menjadi wirausaha di bidang pertanian tidak menjanjikan hidup.
Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun membantah pemikiran itu, menurutnya menjadi wiarausaha pertanian lebih menjanjikan kehidupan yang layak apabila benar-benar konsisten, tekun serta rasa mau belajar. Bahkan, lebih menjanjikan dibandingkan dengan menjadi karyawan di sebiah perusahaan.
Keuntungan lainnya, usaha pertanian punya peluang ekspor yang besar. Terutama, bagi negara-negara di Dunia yang hingga saat ini masih kekurangan bahan pangan. Pastinya, mereka akan berpikir untuk melakukan import agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
“Bandingkan saja kalau kerja di perusahaan. Berapa sih penghasilannya 1 bulan, katakan Rp4-5 juta. Bahkan ada yang cuma Rp3 juta saja, sesuai UMR kita. Tapi kalau mau usaha bertani, atau wirausaha pertanian, sebenarnya penghasilannya bisa lebih besar, daripada itu,” bebernya, saat ditemui media ini.
Akan tetapi lanjut politikus PDI Perjuangan dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Kutai Kartanegara itu, mereka harus benar-benar menjadi seorang entrepreneurship. Yakni, bukan hanya sekedar petani namun seorang wirausaha.
“Jangan hanya sekedar bercocok tanam, tapi betul-betul menjadi seorang entrepreneurship di bidang pertanian. Itu sangat keren loh dan penghasilannya infinity, tidak terbatas,” kata Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kaltim ini.
Meskipun demikian, ia menuturkan, mereka yang tertarik menggeluti entrepreneurship di sektor pertanian harus pintar melihat peluang dan pangsa pasar. Kira-kira komoditas apa yang sangat diperlukan masyarakat saat ini.
“Penghasilan seorang pengusaha pertanian itu tergantung dengan produksi dan apa yang mau dijual. Mereka harus melihat komoditas yang memang dibutuhkan,” ujar pria kelahiran Jember itu.
“Cari pangsa pasar yang memang enggak terbatas. Itu harus diperhatikan, agar ketika kamu mau tanam apapun pasti akan terjual oleh pasar, terserap oleh pasar,” lanjut legislator Karang Paci Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Kutai Kartanegara ini. (adv)