Perumdam TTB Kutim Banyak Serap Ilmu Bisnis di Yogyakarta

Bupati Kutim Ardiansyah dan rombongan Perumdam TTB saat berkunjung ke Perumda PDAM Tirtamarta Yogyakarta. (Humas Pemkab Kutim)

KUTIM – Sebagai sebuah perusahaan daerah, Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Tuah Benua (TTB) Kutim diberi peluang untuk melakukan pengembangan bisnis yang menghasilkan profit. Di luar pelayanan distribusi air bersih ke masyarakat yang notabene lebih mendahulukan fungsi sosial bagi masyarakat.

Berkat ide dan selanjutnya mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim), Direktur Utama (Dirut) Perumdam TTB Kutim Suparjan bersama Direksi lainnya serta Dewan Pengawas lantas “menimba ilmu” ke Perumda PDAM Tirtamarta milik Pemerintah Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang lebih dulu sukses mengembangkan produksi AMDK.

Dalam kunjungan studi tiru kali ini, jajaran Perumdam TTB Kutim membawa serta Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman, Kepala Bappeda Kutim Noviari Noor, Kadis PUPR Muhammad Muhir dan Sekretarisnya Joni Abdi Setia. Berikutnya Kabag Hukum Bayu serta Kabag Protokol Komunikasi Pimpinan Basuki Isnawan.

Saat pertemuan awal, di ruang rapat di Jalan R W Monginsidi Nomor 3, Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Direktur Teknik Perumda PDAM Tirtamarta Sarjono menjelaskan awal mula dilaksanakannya produksi AMDK. Saat itu, pihaknya lebih dulu menentukan nama merk yang akan digunakan, yakni “Ayo Tirtamarta”. Ayo sendiri merupakan singkatan dari Air Yogyakarta. Karena mendapat somasi nama merk serupa, kini AMDK milik perusahaan plat merah tersebut dipatenkan menjadi Ayo, tanpa Tirtamarta.

Oleh segenap jajaran Perumda PDAM Tirtamarta dijelaskan banyak hal terkait latar belakang, memulai konstruksi awal 2021 dan pada hingga pada akhirnya Ayo diluncurkan langsung oleh Walikota Yokyakarta pada 2021 lalu. Dengan modal awal mencapai Rp 3 miliar yang diperoleh dari hasil pinjaman BPD DIY. Melakukan penyiapan lahan, mesin produksi hingga regulasi maupun perizinan. Menyelesaikan izin dan audit dari BPOM dan SNI.

Pertemuan berjalan hangat dan dialogis hingga jelang istirahat dan waktu makan siang. Setelahnya, barulah jajaran Perumda PDAM Tirtamarta mengajak rombongan Perumdam TTB Kutim dan Bupati untuk meninjau pabrik Ayo di Jalan Munggur No.38 RT 15 RW 05, Kelurahan Demangan, Kemantren Gondokusuman, Yogyakarta. Di Pabrik, jajaran Perumdam TTB Kutim dan Bupati disambut penanggung jawab pabrik dan karyawan yang sedang bekerja.

Tak terlalu banyak karyawan yang dipekerjakan di unit usaha yang kini terus berkembang tersebut. Terdiri dari seorang penanggungjawab pabrik, analis kimia, teknisi dan produksi. Untuk distribusi dan pemasaran, pihak pengelola mengerahkan pegawai dengan status Tenaga Harian Lepas (THL).

Dalam satu hari, pabrik Ayo beroperasi antara dua sampai tiga jam. Dengan produksi rata-rata lebih dari 100 dos atau karton Ayo botol kemasan 330 mililiter (ml). Pabrik juga mengemas AMDK bentuk gelas dengan ukuran 220 ml dan galon besar.

Ayo semakin berkembang karena Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat itu mengampanyekan bahwa Ayo sekarang sudah resmi menjadi air minum mineral kemasan Pemerintah Kota Yogyakarta.

“Apapun makanannya, minumnya harus Ayo Tirtamarta,” tegas orang nomor satu di Pemkot Yogyakarta, mengutip iklan minuman kemasan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, AMDK Ayo memiliki kandungan pH 8+ dan mengandung TDS kurang dari 10 ppm. Artinya semakin rendah angka TDA maka air akan semakin murni. Ayo juga dipastikan memenuhi berbagai syarat dan ketentuan serta standar kesehatan sesuai Permenkes Nomor 492 Tahun 2010.

Di lokasi pabrik, jajaran Perumdam TTB Kutim dan Bupati dipersilahkan berkeliling pabrik. Melihat sendiri proses pengolahan air baku yang berasal dari lereng Gunung Merapi. Menyaksikan proses produksi hingga pengemasan sebelum akhirnya didistribusikan ke pelanggan. Khusus satu dos AMDK Ayo ukuran botol kecil ukuran masing-masing 220 ml dihargai Rp 35 ribu. Dengan kualitas yang tak kalah dengan air kemasan di pasaran, harga tersebut bisa dibilang masih lebih murah. Begitu pun dengan kemasan lainnya.

Agar lebih termotivasi untuk mempercepat realisasi produksi AMDK versi Perumdam TTB Kutim, pihak Perumda PDAM Tirtamarta Yogyakarta memberi oleh-oleh dua dos AMDK Ayo untuk dibawa pulang.

“Semoga Air Minum Kemasan Kutai Timur segera hadir,” kata seluruh jajaran Perumda PDAM Tirtamarta Yogyakarta.

Setelah kunjungan studi tiru tersebut, jajaran Perumdam TTB Kutim langsung menindaklanjuti dengan rapat rencana bisnis. Untuk selanjutnya melaksanakan tahapan-tahapan yang sudah direncanakan. Sehingga dalam satu atau dua tahun ke depan, AMDK milik Perumdam TTB Kutim benar-benar lahir dari kabupaten “Tuah Bumi Untung Benua”.