BONTANG – Kenaikan kembali angka prevalansi stunting menjadi sorotan semua pihak. Termasuk Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Heri Keswanto.
Dirinya mengatakan, banyak hal yang memungkinkan hal itu terjadi. Maka perlu ditangani secara masif dan serius, agar angka tersebut minimal berada di angka stabil.
“Mungkin salah satunya dengan ditambahnya kader posyandu yang memang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” ujarnya, kepada awak media belum lama ini.
Baca juga: Dewan Apresiasi Peserta Bontang Perwakilan Kaltim di Ajang FASI XIII Tingkat Nasional
Menurutnya, dengan pendekatan emosional, edukasi ke pihak orang tua bisa lebih mudah diterima. Karena, saat ini anggapan anak menderita stunting meresahkan masyarakat.
Maka, perlu ditunjang sumber daya manusia kadernya, melalui penambahan insentif. Banyak keluhan yang dirinya terima saat di lapangan terkait banyaknya tugas yang diterima, tapi tidak sesuai dengan honor yang didapatkan.
Mereka harus melakukan pemeriksaan balita, pemberian makanan tambahan, pemberian telur hingga memastikan makanan dari pemerintah sampai di mulut anak yang berisiko stunting.
“Selain itu juga soal jarak, karena kader di Bontang Lestari mengeluhkan jarak rumah-rumah yang jauh, maka perlu lagi ada tambahan uang bensin atau akses jalan yang sulit, tapi mereka hanya menerima uang Rp 300 ribu,” imbuhnya.
Baca juga: Dewan Dukung Rencana Pemkot Bontang Sediakan Ambulan Laut di Daerah Pesisir
Politisi Partai Gerindra itu meminta kepada Pemerintah Kota Bontang agar segera menganggarkan kembali dengan tepat untuk pos-pos kesehatan.
Dirinya berharap pemerintah bisa menajdikan stunting ini sebagai permasalahan prioritas. Sebab, ini akan berdampak pada generasi Kota Bontang.
“Apalagi kebijakan presiden minimal angka stunting 14 persen pada tahun 2024 ini,” pungkasnya.