Bupati Kutim Berharap Tahun Depan Pesta Adat Lom Plai Bisa lebih Dikembangkan

KUTIM – Usai mengikuti rangkaian perayaan puncak Pesta Adat Lom Plai yang digelar di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Selasa (2/5/2023). Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyampaikan pesan terkait peryaan event yang harus jauh lebih berkembang dibanding saat ini.

“Artinya kita lakukan pembenahan dan peningkatan dari apa yang sudah kita laksanakan saat ini, evaluasi akan selalu ada jika sesuatu hal ingin berkembang ke arah yang lebih baik,” ujarnya.

Namun, sambung dia, termasuk capaian yang luar biasa atas kerja keras semua pihak Pesta Adat Lom Plai bisa masuk dalam deretan event nasional, yakni Karisma Event Nasional (KEN). Dengan begitu bisa menjadi motivasi bagi masyarakat Kutim untuk bangga melestarikan kekayaan adat dan budaya yang dimiliki.

“Semoga ini bisa menjadi motivasi, Kutim banyak event adat seperti Festival Sekerat yang akan dilaksanakan pada bulan Juli, terus ada Sail Sangkulirang hingga event nasional mancing,” urainya.

Selain itu, kata dia, dampak positif juga dirasakan masyarakat sekitar, khususnya UMKM yang berjualan di area event. Sehingga dengan ramainya pengunjung perputaran perekonomian masyarakat terus berjalan, otomatis akan ada peningkatan finansial.

Ardiansyah berharap, perayaan Pesta Adat Lom Plai tahun depan dikemas dengan tetap mempertahankan ritual sakral namun bisa berkolaborasi dengan Bazar UMKM. Menyajikan produk-produk kesenian, dari hasil olahan tangan kreatif masyarakat, artinya akan ada banyak efek positif dalam satu perayaan event.

“Tidak kalah penting mudah-mudahan ini (pesta adat dan budaya Lom Plai) mampu meningkatkan kreatifitas masyarakat yang tergabung di dalam UMKM,” ungkapnya.

Pasalnya, kegiatan pesta adat dan budaya Lom Plai 2023 juga menghadirkan bazar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), baik dari individu maupun kelompok. Kebanyakan, masyarakat menjajakan hasil karya manik-manik imitasi yang dirangkai menjadi kerajinan tangan khas suku Dayak.

Kata Ardiansyah, masyarakat menggunakan manik-manik imitasi sebab untuk mencari manik-manik asli saat ini cukup sulit ditemukan. Kendati demikian, ia berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan produk masyarakat disekitarnya.

“Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan produk masyarakat dan meningkatkan lagi kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.