Banjir Bontang Jadi Sorotan dalam Debat Pilkada 2024, Nasrullah Desak Basri-Chusnul Percepat Solusi

Paslon nomor urut 2 Pilkada Bontang 2024, Sutomo-Nasrullah.

BONTANG – Debat Pilkada Bontang 2024 memanas ketika calon wakil nomor urut 02, Nasrullah, melontarkan pertanyaan tajam terkait penanganan banjir yang selama ini menjadi salah satu isu krusial di kota Bontang.

Menghadapi pasangan petahana nomor urut 01, Basri-Chusnul, Nasrullah memanfaatkan momentum ini untuk menyoroti kinerja Basri dalam mengatasi bencana tahunan yang kerap menghantui masyarakat Bontang.

“Alhamdulillah, Bontang hebat karena tidak banjir saat kemarau. Tapi begitu musim hujan datang, banjir tetap tidak bisa dihindari. Ini sudah bertahun-tahun, bahkan setelah diberikan kepercayaan memimpin. Apa strategi selanjutnya yang benar-benar akan efektif?” ujar Nasrullah, dengan nada kritis yang menarik perhatian hadirin.

Menanggapi sindiran tersebut, Basri mencoba meredam tensi dengan mengapresiasi pertanyaan Nasrullah. Dengan nada yang tenang, ia mengakui bahwa selama masa kepemimpinannya, berbagai kendala telah menghambat upaya pengendalian banjir secara menyeluruh. Salah satu tantangan terbesar, menurut Basri, adalah pandemi COVID-19 yang memaksa pemerintah kota untuk mengalihkan prioritas dan sumber daya.

“Pandemi memengaruhi segalanya. Selama tiga setengah tahun terakhir, banyak aktivitas fisik yang terbatas, sehingga proyek penanggulangan banjir terhambat. Namun, saya ingin sampaikan bahwa meski di tengah situasi sulit itu, kami berhasil mengurangi luas daerah tergenang dari 515 hektar menjadi 190 hektar—penurunan signifikan sebesar 68 persen,” kata Basri, menjelaskan pencapaian yang diakuinya belum sempurna tetapi tetap layak diapresiasi.

Ia pun menambahkan, “Saat ini, yang tersisa hanyalah genangan-genangan kecil, bukan lagi banjir besar. Dan itu akan segera kami atasi dengan tuntas jika diberi amanah untuk melanjutkan kepemimpinan.”

Pernyataan Basri menjadi ajang pembelaan sekaligus janji politik untuk masa depan. Walaupun ada klaim perbaikan, pertanyaan besar tetap menggantung: apakah masyarakat Bontang masih bisa percaya pada rencana dan komitmen Basri untuk menyelesaikan persoalan banjir ini sepenuhnya? Janji-janji politik kerap teruji saat implementasi, dan warga Bontang tentunya akan mengamati dengan cermat siapa yang benar-benar mampu membawa perubahan konkret.