Bakal Jadi Event Unggulan, Festival Tiga Teluk di Kutai Timur Diperkenalkan

Teluk Prancis menjadi salah satu objek wisata yang masuk dalam rangkaian event Festival Tiga Teluk, garapan Dispar Kutim. (dok. pribadi)

KUTIM – Festival Tiga Teluk garapan Dinas Pariwisata (Dispar) dinilai menjadi wisata unggulan di Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Gabungan dari tiga objek wisata bahari, disinyalir memiliki keindahan yang berbeda-beda.

Kepala Dispar Kutim, Nurullah mengatakan Festival tiga teluk dipusatkan di Teluk Lombok. Maksud dari tujuan kegiatan ini untuk mempromosikan destinasi wisata yang ada di lokasi Kecamatan Sangatta Selatan, diantaranya Teluk Perancis, Teluk Singkama dan Teluk Lombok.

“Teluk Singkama terkenal dengan pantai pasir putihnya, sedangkan Teluk Lombok juga memiliki pantai pasir putih hanya saja bentangannya lebih panjang,” ungkapnya, Jumat (17/11/2023).

Pantai Teluk Lombok kurang lebih berjarak 15 kilometer dari pusat Kota Sangatta jika dilalui dengan jalur darat. Adapun aktivitas yang cocok dilakukan di Teluk Lombok salah satunya bermain air di pantai sembari bermain pasir putih.

Terakhir Pantai Teluk Perancis yang menyajikan pemandangan laut yang luas, hamparan pasir putih, hutan pinus dan mangrove. Tak hanya itu, di Teluk Perancis juga tersedia berbagai macam gazebo atau pondok-pondok sebagai tempat beristirahat menikmati keindahan pantai.

Akses jalan menuju Pantai Teluk Perancis bisa melewati Kawasan Bahari Nusantara (KBN) Muara Gabus. “Jalannya juga sudah lumayan diratakan itu,” jelasnya.

Selain itu, di Teluk Perancis juga terdapat dermaga yang biasa disebut dengan Dermaga Nederland. “Tapi disitu masih banyak buayanya, dan banyak kawasan mangrove,” pungkasnya.

Sementara itu, saat membuka kegiatan Festival Tiga Teluk ini, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengatakan kontribusi ke negara yang besar adalah perkebunan sawit, minerba hingga pariwisata. Kutim memiliki semua potensi itu dalam mendukung pembangunan nasional. Kutim pun menjadi salah satu daerah yang memiliki kemampuan penopang ekonomi nasional sebagai superhub sesuai dengan RPJPD 2025-2045.

“PAD kita menembus Rp 700 miliar itu masih dari batu bara, padahal pertambangan tak masuk dalam rancangan pembangunan RPJPD. Ke depan batu bara akan dihilangkan, 2050 akan di eliminasi dan di 2030, eksploitasi batu bara sudah mulai dikurangi,” tandasnya.

Maka dari itu, pemerintah tengah gencar melakukan pertumbuhan di berbagai sektor kecuali pertambangan. Pariwisata menjadi salah satu sektor utama yang perlu dimaksimalkan, sebab Kutim memiliki potensi yang besar dari keindahan objek wisata, serta adat dan budayanya. (adv)