KUTIM – Sebanyak 77 sekolah di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengikuti bimbingan teknis (bimtek) Manajemen Tanggap Darurat Bencana (MTDB) dan simulasi bencana.
Kegiatan yang dibuka Wakil Bupati Kutai Timur, Kasmidi Bulang itu diikuti 59 sekolah dasar (SD) dan 18 sekolah menengah pertama (SMP) dari berbagai kecamatan.
Diantaranya sekolah yang berasal dari Kecamatan Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Selatan, Kecamatan Bengalon, Kecamatan Rantau Pulung dan Kecamatan Teluk Pandan. Kasmidi menyebutkan bahwa kegiatan tersebut sangat penting dilaksanakan di lingkungan pendidikan sebab berhubungan dengan keselamatan saat bencana alam.
“Kegiatan ini sangatlah penting di dalam dunia pendidikan terutama terkait antisipasi bencana, penanggulangan bencana dan pasca bencana,” ungkapnya, Rabu (15/6/2023).
Menurutnya, kebanyakan bencana terjadi karena ada aktivitas alam seperti pergeseran tanah, gempa bumi, gunung meletus dan lainnya. Namun, tidak jarang bencana juga diakibatkan oleh aktivitas manusia yang berlebihan dan tidak sesuai aturan misalnya penebangan liar, membuang sampah sembarangan dan lainnya.
Kegiatan yang diikuti oleh guru sebanyak 154 orang itu diharapkan dapat bermanfaat khususnya di lingkungan pendidikan.
“Harapannya dengan pengetahuan soal kebencanaan ini dapat meminimalisir korban jiwa dan tentu saja dapat membantu pemerintah dalam hal kebencanaan di lingkungan pendidikan khususnya,” terangnya.
Selain itu, ia berharap agar para guru di setiap satuan pendidikan selalu sigap apabila terjadi bencana-bencana di sekelilingnya. Tidak hanya saat ini, ia berharap kegiatan serupa terus dilaksanakan di kecamatan lain agar dapat mengedukasi para pendidik di satuan pendidikan di Kutai Timur.
“Saya berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan agar bisa terus mengedukasi terkait kebencanaan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono menyebutkan bahwa kegiatan tersebut merupakan turunan dari kementerian pusat. Selain itu juga sebagai komitmen dari Disdikbud Kutim dalam dukungan terhadap tugas kepalangmerahan di sekolah-sekolah.
“Diantaranya, untuk di sekolah yaitu siaga bencana agar tenaga pendidik dan siswa-siswanya terlatih dan sigap pada saat pencegahan maupun penanganan bencana,” pungkasnya.