Ribut-ribut Soal Pemasangan Bendera One Piece, Begini Respon Presiden Prabowo

Arsyad
6 Agu 2025 10:59
Nasional 0
3 menit membaca

MEMONESIA.COM — Isu pengibaran bendera bajak laut dari anime One Piece, Jolly Roger, jelang perayaan 17 Agustus memicu polemik di tengah masyarakat. Namun di tengah ramai perdebatan, Presiden Prabowo Subianto ternyata bersikap tenang. Menurut Presiden, pemasangan bendera tersebut tidak menjadi masalah selama hanya sebagai bentuk ekspresi masyarakat.

Hal ini disampaikan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi usai ditanya wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

“Kalau sebagai bentuk ekspresi, it’s okay, enggak ada masalah,” ujar Prasetyo menirukan pesan Presiden Prabowo.

Meski begitu, ia mengingatkan bahwa bendera Jolly Roger tidak boleh disandingkan atau dibandingkan dengan Bendera Merah Putih, apalagi menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Simbol negara harus tetap dihormati dan dijunjung tinggi.

“Tapi, jangan ini dibawa atau dibentur-benturkan kepada, disandingkan, atau dipertentangkan dengan bendera Merah Putih,” tegasnya.

Menurut Prasetyo, Merah Putih adalah simbol persatuan yang harus menjadi satu-satunya bendera yang dikibarkan oleh anak bangsa dalam momen peringatan kemerdekaan.

“Enggak seharusnya seperti itu, kita sebagai anak bangsa bendera Merah Putih itu satu-satunya,” lanjutnya.

Ia juga meminta agar tidak ada pihak yang memprovokasi masyarakat untuk lebih memilih mengibarkan bendera anime ketimbang bendera nasional. Prasetyo menyebut hal itu sebagai tindakan tidak bertanggung jawab.

“Membentur-benturkan itu dengan, misalnya ya, menghasut dalam tanda kutip ya, untuk lebih baik menggibarkan bendera ini daripada Bendera Merah Putih. Itu kan enggak bener gitu, enggak boleh seperti itu. Itu seperti anak bangsa,” ujarnya.

Politikus Partai Gerindra ini juga menambahkan, pemerintah tidak alergi terhadap kritik. Selama maknanya adalah ekspresi atau sindiran, pemerintah akan menerimanya secara terbuka.

“Enggak ada masalah. Kalau makna kritikan, kita sangat terbuka, pemerintah sangat terbuka,” ujar Prasetyo.

Ia juga mengakui bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Kritik dan masukan dari masyarakat menurutnya penting sebagai bagian dari evaluasi dan perbaikan.

“Kita menyadari kok, kita menyadari bahwa memang masih banyak pekerjaan rumah. Masih banyak yang harus kita perbaiki,” tambahnya.

Sebelumnya, pengibaran bendera One Piece menjadi perbincangan luas karena dianggap tidak pantas dilakukan menjelang perayaan kemerdekaan. Bendera berwarna hitam dengan lambang tengkorak bertopi jerami itu digunakan sebagian warga sebagai simbol protes sosial.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan menilai bahwa tindakan tersebut bisa dikenai sanksi pidana karena mencederai kehormatan Bendera Merah Putih.

“Konsekuensi pidana dari tindakan yang mencederai kehormatan bendera Merah Putih,” kata Budi, dikutip dari KompasTV.

Pernyataan tersebut merujuk pada Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Undang-undang ini menegaskan bahwa simbol negara wajib dihormati dan tidak boleh digunakan sembarangan. (Redaksi)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x