Rakor Pertanian Se-Kutim: Dorong Potensi Hortikultura Jadi Motor Ekonomi Daerah

KUTAI TIMUR – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman menegaskan pentingnya pengembangan sektor hortikultura sebagai penggerak utama ekonomi daerah. Hal ini disampaikan Bupati dalam Rapat Koordinasi Pertanian Kutim Tahun 2024 yang digelar di Hotel Royal beberapa waktu lalu. Dalam arahannya, Bupati mengapresiasi pertumbuhan ekonomi signifikan di Kutim, terutama di sektor hortikultura yang semakin meningkat seiring permintaan pasar dari berbagai daerah.

“Keberhasilan ini tercapai berkat kerja keras saudara-saudara semua yang berada di garda terdepan di lapangan. Produk-produk seperti cabai, bawang merah, nanas, dan cokelat telah menarik minat pasar regional dan internasional,” ujar Ardiansyah kepada peserta dari Balai Penyuluh Petani Lapangan (BPPL) se-Kutim dengan penuh optimisme.

Bupati Ardiansyah menekankan bahwa potensi besar yang dimiliki sektor pertanian dan hortikultura di Kutim tak boleh dipandang sebelah mata. Dia menyebut Kutim memiliki potensi luar biasa yang harus terus ditingkatkan. Ia juga menyoroti perubahan fokus pembangunan ekonomi oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) yang kini lebih mengutamakan sektor pertanian daripada sektor tambang.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Dyah Ratnaningrum, dalam laporannya menyampaikan bahwa produk-produk pertanian Kutim telah memenuhi standar Good Agricultural Practices (GAP), membuka peluang besar di pasar Eropa. “Produk pertanian Kutim ini mengikuti sistem sertifikasi GAP yang menggunakan teknologi maju, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, sehingga aman untuk dikonsumsi,” kata Dyah.

Peningkatan permintaan terhadap komoditas seperti bawang merah dan cabai memberikan angin segar bagi petani lokal untuk meningkatkan produksi dan pendapatan. “Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk memperluas area tanam guna memenuhi kebutuhan pasar yang semakin besar,” jelas Dyah.

Rencana perluasan lahan ini akan melibatkan beberapa kecamatan seperti Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, dan Kecamatan Long Maengat. Pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan petani setempat untuk memastikan kesiapan lahan dan sumber daya yang dibutuhkan. “Dengan adanya rencana perluasan ini, produksi padi, bawang merah, cabai, dan jenis hortikultura lainnya diharapkan dapat meningkat signifikan, memenuhi kebutuhan pasar, dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah,” tambah Dyah.

Rapat yang dihadiri oleh petani dan pejabat terkait ini diharapkan menjadi momentum penting dalam upaya meningkatkan sektor hortikultura di Kutim. Dengan sinergi antara pemerintah dan petani, Kutim terus berupaya menjadi daerah penghasil produk pertanian unggulan di Indonesia. Upaya ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan nasional serta meningkatkan kesejahteraan petani setempat. (*)