Perkuat Pencegahan Kekerasan di Sekolah, Disdikbud Libatkan 176 TPPKSP dan Forum OSIS

Redaksi
12 Okt 2024 14:27
2 menit membaca

BONTANG – Pemerintah Kota Bontang, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), menegaskan komitmen mencegah kekerasan di lingkungan sekolah. Disdikbud menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (TPPKSP) serta Forum OSIS Pencegahan Kekerasan dan Anti Bullying di Hotel Golden Tulip, Balikpapan, 7-10 Oktober 2024.

Acara ini diikuti oleh 176 peserta, terdiri dari 120 anggota TPPKSP dan 56 perwakilan Forum OSIS. Kepala Disdikbud Bontang, Bambang Cipto Mulyono, menyoroti pentingnya peran semua pihak, dari guru hingga siswa, dalam menangkal kekerasan di sekolah.

“Bullying di Kota Bontang makin mengkhawatirkan,” ujar Bambang. Ia memaparkan data yang mencatat 97 kasus bullying dengan 104 korban selama Januari hingga September 2024. “Ini isu serius yang harus kita selesaikan bersama,” tambahnya.

Bambang menegaskan bahwa TPPKSP bertanggung jawab menciptakan lingkungan pendidikan yang aman. Menurutnya, pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga pembentukan karakter. “Pencegahan kekerasan adalah bagian dari misi mencerdaskan generasi muda,” katanya.

Ia mengingatkan bahwa kekerasan berdampak buruk pada korban secara psikologis dan menghambat proses belajar. Bimtek diadakan agar guru dan siswa punya strategi menangani kekerasan dengan efektif.

Bambang juga menyoroti peran penting Forum OSIS. “Siswa adalah agen perubahan yang dapat menciptakan lingkungan penuh toleransi dan saling menghormati,” ujarnya. Ia berharap OSIS dapat menyebarkan pesan anti-kekerasan di kalangan pelajar dan mengedukasi pentingnya menghargai sesama.

Ia menekankan bahwa siswa, sebagai pihak yang dekat dengan korban dan pelaku, harus dilatih untuk mengenali dan menangani kekerasan. “Siswa harus punya kemampuan mengenali tanda-tanda kekerasan,” tegasnya.

Bambang mendorong pendekatan holistik yang melibatkan regulasi tegas dan budaya sekolah yang inklusif. “Kami ingin membangun kesadaran bahwa kekerasan berdampak besar, mengganggu proses belajar, dan merusak harmoni sosial,” katanya.

Ia menutup dengan harapan bahwa sinergi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat bisa menciptakan sekolah yang aman. “Sekolah punya tanggung jawab besar membentuk karakter siswa. Program ini harus berkelanjutan,” ucap Bambang.

Ia mendorong peserta Bimtek untuk menerapkan ilmu yang didapat di sekolah masing-masing demi lingkungan belajar yang kondusif. “Bersama, kita bisa membangun generasi berkarakter dan siap menghadapi masa depan,” tutupnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *