Peran UMKM Bantu Kendalikan Inflasi di Kutim

KUTIM – Upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Permkab Kutim) dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan terus digalakan. Salah satunya lewat penguatan peran UMKM.

Bupati Kutim Ardiasnyah Sulaiman mengatakan upaya tersebut sekaligus membantu pengendalian Inflasi di Kutim. Berdasarkan pemaparan data pada Rakor bersama Kemendagri beberapa waktu lalu, angka inflasi Kutim turun menjadi 4,3 persen per Maret 2023. Padahal pada periode Februari lalu angka inflasi mencapai 5 persen.

“Tapi tetap harus bekerja lebih keras, agar inflasi bisa benar-benar dikendalikan,” pungkasnya.

Ardiansyah merasa bersyukur atas capaian itu, mengingat secara otomatis angka inflasi di Kaltim juga ikut menurun. Jika Februari data inflasi di Kaltim 5,6 persen, kini turun menjadi 5,3 persen. Artinya upaya-upaya menurunkan inflasi sejauh ini cukup mengena.

“Kami bersyukur inflasi dapat menurun,” tandasnya.

Lanjut Ardiansyah menerangkan, ada beberapa upaya yang dilakukan dalam menurunkan angka inflasi di Kutim sejauh ini. Pertama lewat kegiatan operasi pasar rutin guna memastikan harga bahan pokok tidak melambung signifikan, meskipun kondisi harga dilapangan sangat fluktuasi (naik turun).

“Paling tidak masih terjangkau kemampuan daya beli masyarakat,” tandasnya.

Kedua, melalui bantuan langsung tunai (BLT) kepada warga ekonomi kebawah. Termasuk suntikan modal untuk UMKM melalui program pendanaan dari Disperindagkop Kaltim, yang sudah disalurkan di Kecamatan Sangatta Utara dan Selatan.

Ketiga, program pelaksanaan pasar murah yang digelar November tahun lalu dan menghabiskan dana transfer umum (DTU) sebesar Rp 4 miliar. Juga bantuan bibit bagi petani dan alat tangkap ikan bagi para nelayan.

“Program-program tersebut akan terus kita kembangkan, lewat evaluasi program yang sudah berjalan,” uangkapnya.

Meski angka inflasi turun, Ardiansyah tidak berpuas diri. Ia mengaku masih harus mengantisipasi kenaikan kembali menjelang perayaan Indul Fitri 1444 H. Sebab, berdasarkan pengalaman sebelumnya, tiap tahun pada momen perayaan besar keagamaan, gejolak peningkatan inflasi pasti terjadi.

“Semoga tidak mengalami kenaikan yang signfikan, selain itu kita juga akan pastikan ketersedian bahan pokok makanan ada dipasaran,” tutupnya.